kelompok-kelompok manusia
KELOMPOK-KELOMPOK MANUSIA
A. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK YANG HIDUP
BERKELOMPOK
Manusia
pada dasarnya dilahirkan seorang diri, namun demikian mengapa hidupnya harus bermasyarakat ? Memang
apabila manusia dibandingkan dengan makhluk-makhluk hidup lainnya seperti
misalnya hewan dia akan dapat hidup sendiri.
Contohnya
:
Seekor
anak ayam walaupun tanpa induknya mampu untuk makan sendiri. Demikian pula pada
hewan-hewan lainnya seperti kucing, anjing, harimau, gajah, dan sebagainya. Sedang manusia tanpa
manusia lainnya akan mati.
Misalnya
:
Bayi
harus diajari makan, berjalan, bermain-main dan lain sebagainya. Jadi sejak
lahir manusia berhubungan dengan manusia lainnya. karena manusia tidak
dikaruniai alat-alat fisik yang cukup untuk dapat hidup sendiri seperti hewan.
Misalnya
:
-
Harimau diberi kuku dan
gigi yang kuat untuk mencari makan sendiri.
-
Burung diberi sayap
untuk terbang kemana-mana.
-
Katak diberi alat-alat
khusus untuk dapat hidup di darat maupun ditempat-tempat berair.
-
Ikan diberi alat-alat
khusus untuk dapat hidup sendiri di air.
Akan
tetapi manusia tidak demikian. Alat-alat
fisiknya tidak sekuat pada hewan, akan tetapi dia diberi alat untuk “bertahan” yang sangat ampuh
dan sangat istimewa yakni jauh lebih sempurna daripada alat-alat fisik hewan yaitu
“fikiran”
Fikiran
memang tidak dapat secara langsung
dipergunakan sebagai alat hidup, akan tetapi dapat dimanfaatkan untuk mencari alat-alat materil yang dipergunakan
untuk kehidupan.
Misalnya
:
Pada
hewan seperti sapi, keledai, kuda sanggup
hidup di udara dingin tanpa pakaian, sedang manusia tak mungkin akan tahan, namun dengan mempergunakan daya fikirnya dia menciptakan pakaian
untuk melindungi diri terhadap terik matahari, hujan, udara dingin, dsb.
Begitu
juga dalam
menghadapi alam sekelilingnya manusia harus hidup berkawan dengan
manusia-manusia lainnya, karena dengan
pergaulan tadi mendatangkan kepuasan bagi jiwanya. Apabila manusia hidup
sendirian misalnya dalam keadaan terkurung didalam sebuah ruangan yang tertutup
sehingga dia tak dapat mendengarkan suara orang lain/tak dapat melihat orang
lain maka terjadi gangguan dalam perkembangan jiwanya. Oleh karena manusia
mempunyai naluri untuk hidup bersama
orang lain Yang
dinamakan : “gregariousness”
Dimana sejak
dilahirkan manusia sudah mempunyai dua hasrat / keinginan pokok
yakni
1.
Keinginan untuk menjadi
satu dengan manusia lain di sekelilingnya (masyarakat)
2.
Keinginan untuk menjadi
satu dengan suasana alam sekelilingnya
misalnya :
o Didalam
menghadapi alam sekelilingnya seperti udara yang dingin, alam yang kejam,
dan lain sebagainya, maka manusia
menciptakan rumah, pakaian, dan lain-lain.
o Manusia
juga harus makan agar badanya tetap sehat, untuk itu kita dapat mengambil
makanan sebagai hasil dari alam sekitarnya, dengan mempergunakan akalnya.
Contohnya
:
Ø di
laut manusia akan menjadi nelayan untuk menangkap ikan.
Ø apabila
alam sekitarnya hutan maka manusia akan berburu untuk mencari makananannya.
Kesemuanya itu
menimbulkan kelompok-kelompok sosial (social-group) di
dalam kehidupan manusia, karena manusia
tak mungkin hidup sendiri.
Kelompok-kelompok
manusia tersebut merupakan himpunan / kesatuan-kesatuan manusia yang hidup
bersama, oleh karena adanya hubungan antar mereka.
Hubungan tersebut antara lain menyangkut
kaitan timbal-balik yang saling pengaruh-mempengaruhi dan juga suatu kesadaran
untuk saling tolong-menolong.
Akan
tetapi timbul suatu pertanyaan
yaitu apakah setiap himpunan manusia
dapat dinamakan kelompok
sosial ? Untuk itu kumpulan / himpunan manusia
agar dapat disebut sebagai kelompok sosial
maka harus memenuhi persayaratan tertentu.
Menurut Soejono Soekamto Suatu kumpulan manusia dapat disebut sebagai kelompom sosial bila memenuhi persyaratan tertentu antara
lain :
a.
Setiap anggota kelompok
harus
sadar bahwa dia merupakan sebagian
dari kelompok yang bersangkutan.
b.
Ada hubungan timbal-balik antara anggota
yang satu dengan anggota lainnya dalam kelompok itu.
c.
Ada suatu faktor yang dimiliki bersama oleh
anggota-anggota kelompok itu, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat, seperti
:
-
Nasib yang sama
-
Kepentingan yang sama
-
Tujuan yang sama
-
Ideology politik yang
sama
-
Mempunyai musuh bersama
dapat pula menjadi factor pengikat / pemersatu
-
dll
d.
Berstruktur, berkaidah dan mempunyai
pola perilaku
sehingga kelompok
sosial dapat dikatakan sebagai kumpulan individu-individu yang memiliki pola
perilaku dan saling berhubungan / berinteraksi hingga diantara mereka memiliki
hubungan yang erat dan bahkan timbul adanya perasaan bersama.
B. PENDEKATAN SOSIOLOGI TERHADAP
KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL
Seorang sosiolog di dalam menelaah
masyarakat akan banyak berhubungan dengan kelompok-kelompok
sosial
baik
kelompok-2 sosial yang kecil misalnya :
·
Kelompok keluarga
·
Kelompok siswa-siswa
sekolah
Maupun kelompok-kelompok sosial
yang besar seperti :
·
Masyarakat desa
·
Masyarakat kota
·
Bangsa
·
dll
Hampir
semua manusia pada awalnya merupakan anggota
dari suatu “ kelompok sosial “ dalam
( keluarga ). Walaupun
anggota-anggota keluarga tadi selalu menyebar, tapi pada waktu-waktu tertentu
mereka pasti akan berkumpul, seperti misalnya pada makan pagi, siang dan malam. Dimana setiap anggota masing-2 mempunyai pengalaman-pengalaman,
karena hubungannya dengan kelompok-kelompok sosial lainnya di luar rumah, dan
bila mereka berkumpul kembali terjadilah tukar-menukar pengalaman diantara
mereka itu. Pada
saat-saat demikian tidaklah semata-mata terjadi pertukaran
pengalaman-pengalaman saja, akan tetapi para anggota keluarga tersebut mungkin
mengalami perubahan-perubahan sbg akibat pertukaran pengalaman-pengalaman tsb, walaupun
seringkali hal itu sama sekali tidak disadari. Saling tukar menukar pengalaman tsb disebut “social-experiences”
Didalam
sosial experiences kehidupan kelompok
mempunyai pengaruh yang besar di dalam pembentukan kepribadian terhadap
orang-orang yang bersangkutan. Penelitian terhadap social experiences tsb
sangat penting utk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh kelompok terhadap individu serta
bagaimana reaksi individu terhadap pengaruh tadi dalam
proses pembentukan kepribadiannya.
C. MACAM-MACAM
KEOMPOK-KELOMPOK SOSIAL: ada 11
1. KLASIFIKASI TIPE-TIPE KELOMPOK SOSIAL
Tipe-tipe
kelompok sosial dapat diklasifikasi dari beberapa sudut atas dasar berbagai
kriteria ukuran : Seorang
sosiolog Jerman “Georg Simmel” mengambil
ukuran :
A.
Klasifikasi tipe-2 kelompok berdasarkan besar
kecilnya jumlah anggota kelompok
George
Simmel mulai dgn bentuk terkecil yg
terdiri dari satu orang sbg fokus hubungan sosial yg dinamakan “monad” yg
kemudian diperkembangkan dgn meneliti kelompok yg terdiri dr dua atau tiga org yaitu “dyad serta triad” dan kelompok kecil
lainnya. Disamping itu sbg perbandingan, ditelaah kelompok yg lebih besar. Analisa tsb
kemudian dikembangkan oleh “Leopold von wiese dan Howard becker”
B.
klasifikasi tipe-2 kelompok berdasarkan derajat ineraksi sosial dalam
kelompok
Yaitu :
§ kelompok-kelompok
yang anggotanya saling kenal-mengenal (Face
to Vace groupings) misalnya :
Keluarga,Rukun tetangga,dan Desa
§ dan
kelompok-kelompok yang anggota-anggotanya tidak mempunyai
hubungan yang erat misalnya :
Kota-kota,negara dsb.
Ukuran
tersebut diatas kemudian oleh sosiolog-sosiolog lainnya sepertiu mpamanya: F. Stuart chapin dikembangan lebih lanjut yang
antara lain meliputi :
·
Suatu ukuran wilayah.
contohnya :
-
Suatu community (masyarakat
setempat) yaitu merupakan kelompok-kelompok
/ kesatuan-kesatuan atas dasar wilayah
·
Berlangsungnya suatu kepentingan
merupakan ukuran juga bagi klasifikasi tipe-tipe social.
contohnya :
-
Suatu kerumunan yaitu
merupakan kelompok yang hidupnya sebentar, karena kepentingannya tidak berlangsung
lama.
-
Lain halnya dengan community (
masyarakat setempat ) yang kepentingan-kepentingannya relative bersifat
tetap (permanen).
·
Selanjutnya dapat dijumpai juga klasifikasi atas dasar ukuran derajat organisasi :
Yaitu :
-
Kelompok-kelompok social yang terdiri dari kelompok-kelompok yang teroganisir dengan baik sekali
misalnya : negara
-
Sampai pada kelompok-kelompok yang hampir-hampir tak terorganisir
misalnya : suatu kerumunan
2.
KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL DIPANDANG DARI SUDUT INDIVIDU
Pada masyarakat yang masih sederhana susunannya, seorang warga akan menjadi anggota pula dari kelompok-kelompok
kecil secara terbatas atas dasar :
kekerabatan, usia, seks dan kadang-kadang atas dasar perbedaan pekerjaan / kedudukan.
Contohnya
:
Kelompok
wanita, kelompok laki-2, kelompok anak-2, kelompok dewasa, kelompok petani,
kelompok nelayan, kelompok pedagang, kelompok guru, kelompok pegawai negri, dsb
3. IN-GROUP DAN OUT
GROUP
·
In-group
-
Kelompok-kelompok
social dimana individu mengidentifikasikan
dirinya dengan kelompoknya (in-groupnya)
-
Sikap-sikap in-group umumnya didasarkan pada
faktor simpati dan selalu mempunyai perasaan dekat dengan anggota-anggota
kelompoknya.
·
Sedang out-group
-
Diartikan sebagai
kelompok yang menjadi lawannya, yang
sering dihubungkan dengan istilah-istilah “kami,
kita dan mereka”
Misalnya:
Kita warga RT.01
sedangkan mereka warga RT02
Kami mahasiswa
fakultas computer sedangkan mereka mahasiswa fakultas ekonomi
-
sikap-sikap pada out-group selalu ditandai
dengan suatu antagonisme/antipasti.
Adanya perasaan in-group dan
out-group (perasaan dalam dan perasaan luar kelompok) dapat merupakan dasar
suatu sikap yang dinamakan “ethnocentrisme”
Yaitu:
·
Suatu anggapan bahwa
segala sesuatu yang terdapat dalam kebiasaan-kebiasaan
kelompoknya sendiri itu sebagai suatu yang terbaik, bila
dibandingkan dengan kebiasaan-kebiasaan kelompok lainnya.
·
Suatu sikap bahwa untuk
menilai unsure-unsur
kebudayaan lain dengan mempergunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri,
Atau sering dinamakan
dengan sikap mempercayai
sesuatu,
sehingga kadang-kadang sukar sekali bagi yang bersangkutan untuk mengubahnya, walaupun dia menyadari
bahwa sikapnya salah.
Didalam
proses sosial seringkali dipergunakan “stereotypen”
yaitu : suatu anggapan-anggapan yang bersifat mengejek terhadap suatu obyek
tertentu keadaan ini sering dijumpai dalam sikap
suatu ethnic group lain seperti
misalnya:
sikap golongan orang-orang
berkulit putih terhadap orang-orang
negro di Amerika Serikat yang saling
berlawanan satu dengan lainnya, hal mana
itu dikarenakan misalnya : karena
dia memeluk agama yang berlainan atau mungkin karena
daerah kelahirannya yang
berbeda.
4.
PRIMARY GROUP DAN
SECONDARY-GROUP
CHARLES HORTON COOLEY
Mengemukakan :
Perbedaan
primary group dengan secondary group yang dituliskan dalam karyanya yang
berjudul “second organization” pada tahun 1909.
PRIMARY
GROUP
Kelompok sosial yang
ditandai ciri-ciri :
·
kenal
mengenal secara pribadi antara
anggota-anggotanya serta kerja sama erat,
sehingga menghasilkan peleburan dari individu-individu dalam satu kelompok,
sehingga tujuan individu menjadi juga tujuan kelompoknya, contohnya dalam keluarga, kelompok
sepermainan, rukun tetangga, dll
·
hubungan antar individu atas dasar simpati dan kerja sama
·
Dan merupakan kelompok-kelompok kecil yang agak langgeng (permanen) yang berdasarkan kenal mengenal secara pribadi
dan inklusif antara sesama anggotanya.
Yang
dimaksud hubungan bersifat pribadi yaitu:
Bahwa hubungan tersebut melekat pada kepribadian seseorang dan tak dapat diganti oleh orang lain, yaitu suatu kwalitas hubungan persahabatan tak mungkin diganti.
Bahwa hubungan tersebut melekat pada kepribadian seseorang dan tak dapat diganti oleh orang lain, yaitu suatu kwalitas hubungan persahabatan tak mungkin diganti.
Contohnya:
A mempunyai hubungan
pribadi dengan B, maka
hubungan tersebut hanya mungkin
terjadi antara A dengan B saja, dan tidak mungkin adiknya A menggantikan A dalam kwalitas yang sama
Contoh lain lagi misalnya:
Seorang dapat membeli rokok dari setiap pedagang rokok, oleh karena pusat
perhatian orang tadi adalah rokok, bukan
orang yang menjualnya, sehingga tak ada perbedaan bagi orang tersebut siapa yang
menjual rokok
Lain halnya bila hubungan pribadi / primer terjadi dengan penjual rokok tersebut,
maka hubungan dalam kwalitas yang sama
tak mungkin dialihkan kepada penjual rokok
lainnya
Sedang
hubungan yang bersifat inklusif.
Yaitu
: Apabila
seseorang mengadakan hubungan primer dengan orang lain, maka dia akan mengikuti dengan segala sesuatu yang manyangkut orang lain
tsb
seperti : perasaannya, kepribadiannya, tempramennya dll.
“Teori
Cooley” Mengatakan :
Jika
dilihat dari kondisi fisik ciri-2primary group adalah :
a. Anggota kelompok secara fisik berdekatan satu dengan lainnya
seperti saling kenal mengenal, saling berbicara, saling melihat, untuk saling bertukar fikiran, cita-cita maupun
perasaan, juga makan bersama, jalan-jalan bersama,
belajar bersama, main-main bersama, yang mana itu semua merupakan perwujudan dari suatu persahabatan
( yang merupakan syarat primary group )
Dengan demikian kenal mengenal secara fisik memberi
kemungkinan terbentuknya primary group.
Akan tetapi itu tergantung
dari kemungkinan-kemungkinan yang ditentukan oleh kebudayaan dari masyarakat
yang bersangkutan, karena setiap
masyarakat mempunyai norma-norma yang mengatur hubungan fisik antara anggotanya
yang kadang dapat merupakan
penghalang bagi terjadinya hubungan tersebut, seperti misalnya:
Antara
orang dari kasta-kasta yang berbeda derajatnya, dalam masyarakat yang mempunyai sistem
pelapisan msayarakat yang tertutup ( misalnya di India ), maka hubungan mereka akan terhalang. Namun demikian dengan adanya hubungan antara
mereka di tempat-tempat umum seperti misalnya : di loket karcis kereta api yang
tidak dilarang , maka dalam keadaan seperti itu norma-norma masyarakat tersebut
seolah-olah memberikan suatu kelonggaran untuk terjadinya primary group ( yaitu terjadinya hubungan antara mereka untuk lebih
dekat lagi / lebih akrab lagi ) .
b.
Kelompoknya kecil
kecilnya
suatu kelompok juga merupakan suatu sayarat yang
penting bagi terjadinya primary group
karena tidak mungkin
seseorang pada waktu tertentu berhubungan dengan banyak orang sekaligus. Memang
dalam keadaan-keadaan
tertentu hal itu mungkin terjadi misalnya : Apabila seorang guru memberikan
pelajaran kepada murid-muridnya , akan tetapi
ternyata dengan semakin kecil kelas yang bersangkutan maka semakin akrab pula
hubungan antara guru dengan muridnya , ini menunjukkan bahwa semakin kecilnya kelompok sangat
menentukan dalam pembentukan primary
group ( hubungan yang lebih akrab ), dimana dalam suatu kelompok yang kecil keakraban kelompok juga lebih mudah terwujud.
c. Adanya
suatu kelanggengan daripada hubungan
antar anggota kelompok, ini juga merupakan syarat penting terjadinya primary
group.
Yaitu
semakin lama / semakin
langgeng mereka berhubungan
satu sama lain,
maka itu juga bisa menimbulkan
semakin akrab hubungan tersebut, seperti misalnya :
suami istri yang telah berumah tangga cukup lama maka meskipun seringkali
bertengkar namun sangat sukar bagi masing-masing untuk hidup lepas satu sama
lainnya, ini menunjukkan bahwa suatu kelanggengan merupakan factor utama dalam
pembentukan primary group ( hubungan yang
lebih akrab ).
SECONDARY GROUP
·
Cooley tidak
mengemukakan secara khusus apa yang dimaksudkan dengan secondary group dan
bahkan belum pernah mempergunakan istilah tsb, akan tetapi istilah tsb biasa
dipergunakan oleh cooley, bahwa : untuk primary group
bila dilihat kebalikannya maka berlaku
untuk secondary group, yaitu : merupakan kelompok-kelompok
yang besar yang terdiri dari banyak orang, dan antara siapa hubungannya tak perlu berdasarkan kenal
mengenal secara pribadi, dan sifatnya juga biasanya tidak begitu langgeng
·
Untuk
lebih tepatnya
untuk membedakan antara
primary group dengan secondery group
adalah :
Dari
sudut hubunngan-hubungan /
interaksi-interaksi social dalam kelompok yang bersangkutan
Contohnya :
-
bangsa, adalah sebagai
kelompok sosial secondary group,
karena antara anggota-anggotanya kurang
ada hubungan yang akrab, tidak seperti
pada kelompok primary group
misalnya pada keluarga batih,
rukun tetangga dsb.
Memang mungkin
antara orang-orang yang terdapat pada suatu bangsa itu tadi terjadi
hubungan-hubungan primer, akan tetapi apabila pimpinan tadi berhubungan dengan
rakyatnya, tak mungkin
terjadi hubungan primer yang bersifat pribadi itu,
hubungan-2 sekunder itulah yang menjadi ciri utama bagi secondary group
-
contoh lain dari secondery group
adalah : kontrak (jual-beli)
yaitu pihak-pihak yang
mengadakan kontrak tsb saling berhubungan dengan tujuan tertentu, yang hubungannya
boleh dikatakan tidak ada dengan pribadi-pribadi dari pihak-pihak yang
bersangkutan. Tapi segala sesuatunya berhubungan dengan
pelaksanaan kontrak, seperti
menyangkut hak-hak serta kewajiban-kewajiban dari masing-masing pihak. Hal mana, hal-hal yang menyangkut pribadi dari pihak-pihak yang
bersangkutan tak diperhatikan, karena tujuan
utama hubungan adalah terlaksananya kontrak.
Namun demikian, jelas bahwa hubungan-hubungan antar
manusia tak mungkin semata-mata didasarkan atas kontrak semacam diatas, pasti harus ada rasa
kesetiaan dan pengabdian terhadap kelompok tersebut. Dimana rasa
kesetiaan dan pengabdian tadi tak mungkin timbul dengan sendirinya, akan tetapi merupakan hasil dari hubungan antara
manusia yang akrab ( yang merupakan
ciri dari primary group ).
Oleh karena
itu adanya primary group merupakan syarat mutlak terbentuknya secondary group.
Dengan demikian
dapat disimpulkan:
Bahwa syarat-syarat dan sifat-sifat
primary group dan secondary group saling isi mengisi dan dalam kenyataan tak
dapat dipisah-pisahkan secara mutlak.
Apabila
ditinjau lebih mendalam ternyata bahwa latar
belakang uraiaan Cooley tentang primary group adalah : Melihat perkembangan
masyarakat modern yang makin lama makin banyak dipengaruhi oleh organisasi
kerja sama berdasarkan perhitungan untung rugi dan makin berkurangnya bentuk-bentuk
kehidupan bersama yang berdasarkan kasih sayang seperti: Pada keluarga, rukun tetangga dan kelompok-kelompok persahabatan.
Ia ingin
agar primary group itu dibina dan dipelihara dalam masyarakat modern yang
dianggapnya kurang baik.
Maka
dalam kelanjutan pertumbuhan sosiologi, kedua pengertian (primary group dan
secondary group) telah didudukan sebagai perbandingan yang
sebenarnya memegang peranan penting
dalam kehidupan masyarakat modern, dimana
bahwa keduanya itu saling melengkapi.
5. GEMEINSCHAFT DAN GESELSCAFT
GEMEINSCAFT ( PAGUYUBAN )
GEMEINSCAFT ( PAGUYUBAN )
- Adalah
bentuk kehidupan bersama dimana angota-angotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah.
- Dasar hubungan tsb
adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin seperti misalnya
dapat dijumpai didalam keluarga, kelompok kekerabatan,
rukun tetangga dsb.
TONIES
MENGEMUKAKAN CIRI POKOK KELOMPOK PAGUYUBAN
(GEMEINSCHAFT)
-
Intimate
Hubungan menyeluruh yang mesra
Hubungan menyeluruh yang mesra
-
Private
Hubungan yang bersifat pribadi yaitu khusus untuk beberapa orang saja
Hubungan yang bersifat pribadi yaitu khusus untuk beberapa orang saja
-
Exclusive
Hubungan tsb hanyalah untuk kita saja dan tidak untuk orang lain diluar kita
Hubungan tsb hanyalah untuk kita saja dan tidak untuk orang lain diluar kita
FERDINAND TONIES JUGA MENGEMUKAKAN 3 (TIGA)
TIPE GEMEINSCHAFT (KELOMPOK PAGUYUBAN
) :
a.
Gemeinschaft of blood
kelompok sosial
yang ikatannya didasarkan pada hubungan darah / keturunan
Misalnya : keluarga, kelompok kekerabatan dsb
Misalnya : keluarga, kelompok kekerabatan dsb
b. Gemeinschaft of place
kelompok sosial yang ikatannya didasarkan karena berdekatann tempat tinggalnya sehingga dapat saling tolong menolong
Misalnya : rukun tetangga (RT), rukun warga(RW), kelompok arisan dsb.
kelompok sosial yang ikatannya didasarkan karena berdekatann tempat tinggalnya sehingga dapat saling tolong menolong
Misalnya : rukun tetangga (RT), rukun warga(RW), kelompok arisan dsb.
c. Gemeinschaft of mind
kelompok sosial yang terdiri dari orang-orang yang ikatannya tidak mempunyai hubungan darah maupun tempat tinggalnya juga tidak berdekatan tetapi mereka mempunyai jiwa dan pikiran yang sama, karena adanya ideology yang sama.
kelompok sosial yang terdiri dari orang-orang yang ikatannya tidak mempunyai hubungan darah maupun tempat tinggalnya juga tidak berdekatan tetapi mereka mempunyai jiwa dan pikiran yang sama, karena adanya ideology yang sama.
Contohnya : bangsa
GESELLSCHAFT ( PATEMBAYAN
)
-
kelompok sosial
yang bersifat pamrih ekonomis.
-
Lebih mementingkan
nilai-nilai dan kebudayaan masyarakat dari pada peraturan-2 yang bersifat
individualis, artinya :
Kepentingan
masyarakat lebih utama dan individu harus tunduk dibawahnya terutama
dalam hubungan perjanjian yang berdarsarkan
ikatan yang telah diperhitungkan untung
dan ruginya dalam setiap perjanjian kerja sama,
misalnya : ikatan antara pedagang,
organisasi dalam suatu pabrik / industri dsb.
6. FORMAL GROUP DAN INFORMAL GROUP
FORMAL GROUP
-
suatu kelompok yang mempunyai peraturan-2
yang tegas dan ketat yang dengan sengaja diciptakan oleh anggota-2 nya
untuk mengatur hubungan diantara anggota-2 tsb.
-
Didukung adanya
anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART)
-
Memiliki pembagian
kerja, peranan-2 yang dirumuskan secara tegas dan tertulis
Contoh : Osis,
partai politik, himpunan para wanita pada suatu instansi pemerintah, persatuan
sarjana-2 dari suatu perguruan tinggi, dan organisasi formil dalam masyarakat.
INFORMIL GROUP
- Suatu kelompok yang tidak
mempunyai struktur dan organisasi yang jelas
- Pada umumnya
terbentuk karena adanya pertemuana-2 yang berulang kali karena ada kepentingan
/ pengalaman yang sama
-
Tidak
berstatus resmi dan tidak didukung oleh anggaran
dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART)
-
Anggota-2 nya terdiri
atas beberapa individu / keluarga saja
Contoh : Kelompok bermain,
kelompok belajar dll.
7. MEMBERSHIP
GROUP DAN REFERENCE GROUP
MEMBERSHIP GROUP
Suatu
kelompok dimana setiap orang secara fisik
/ badaniah sebagai anggota kelompok
Contoh
: Kelompok bela diri, kelompok senam dsb
Untuk membedakan keanggotaan atas dasar derajat
interaksi dibedakan menjadi 2 (dua)
a. Nominal
group member
Seseorang anggota dikategorikan sebagai
nominal group member karena seseorang tersebut masih berinteraksi dengan kelompok social yang bersangkutan,
meskipun interaksinya tidak intens.
b. sedang
anggota peripheral group seolah olah sudah tidak
berhubungan lagi dengan kelompok yang bersangkutan sehingga kelompok
tersebut tidak mmpunyai kekuasaan apapun atas anggota tadi.
REFERENCE GROUP
Suatu kelompok social yang menjadi ukuran bagi seseorang yang bukan anggota kelompoknya untuk
mengidentifikasikan dirinya dalam membentuk pribadi dan perilakunya
Dengan kata lain : Seseorang yang bukan
anggota kelompok social yang bersangkutan mengidentifikasikan dirinya dengan
kelompok tersebut sebagai kelompok teladan.
Contoh :
Seseorang yang mengidentifikasikan dirinya sebagai
mahasiswa meskipun dia bukan mahasiswa karena menganggap bahwa kelompok
mahasiswa adalah sebagai kelompok teladan
8. VOLUNTARY GROUP DAN
NON VOLUNTARY GROUP
VOLUNTARY GROUP
Suatu kelompok dimana
anggota-angotanya masuk secara sukarela
Contoh : Kelompok donor darah,
donor mata, PMI, dll
NON VOLUNTARY GROUP
Suatu kelompok dimana
anggot-anggotanya masuk secara tidak
sukarela
Contoh : Serikat buruh
9.
KELOMPOK MASSA DAN ELITE
KELOMPOK MASSA
Suatu kelompok dimana setiap orang yang menjadi angota kelompok
tersebut tanpa dituntut syarat
apa-apa
KELOMPOK ELITE
Suatu kelompok yang
anggota-anggotanya terdiri dari orang-orang
elite
10. KELOMPOK
HORISONTAL DAN VERTIKAL
KELOMPOK HORISONTAL
Suatu kelompok dimana para anggotannya sama dan sederjat
Contoh : Kelompok mahasiswa,
kelompok pelajar dsb.
KELOMPOK VERTIKAL
Suatu kelompok dimana para
anggotanya tersusun secara vertical dari
atas ke bawah.
Contoh : Lembaga Pendidikan dari perguruan tinggi sampai tingkat tk
11. KELOMPOK LEGAL DAN
ILEGAL
KELOMPOK
LEGAL
Suatu
kelompok yang dibentuk dengan terang-2an atas izin pemerintah.
Contoh
: Partai
politik, LSM
KELOMPOK
ILEGAL
Suatu
kelompok yang bekerja secara tidak terang-2an dan biasanya dilarang pemerintah.
Contoh
: Kelompok
penjahat, teroris
D. KELOMPOK
SOSIAL YANG TIDAK TERATUR
1. KERUMUNAN (CROWD)
-
yaitu akan
terjadi pada semua lapisan masyarakat karena banyaknya berbagai macam aktifitas manusia yang dapat menimbulkan daya
tarik suatu masa yang selanjutnya berkumpul pada suatu tempat tertentu.
Misalnya
:
Adanya
orang-2 yang bergerombol untuk mendengarkan tukang obat, orang-orang yang
berkumpul di tempat terjadinya lalu lintas,
dsb.
- suatu ukuran
adanya kerumunan adalah kehadiran
orang-2 secara fisik, dimana kerumunan
tsb segera mati setelah orang-2 nya bubar dan karena itu kerumunan
merupakan suatu kelompok sosial yang bersifat
sementara (temporer).
-
kerumunan
jelas tidak terorganisasikan, ia dapat mempunyai pimpinan akan tetapi ia
tak mempunyai sistem pembagian kerja maupun sistem pelapisan sosial artinya
bahwa:
Interaksi di
dalamnya bersifat spontan dan tidak terduga serta orang-2 yang hadir
dan terkumpul mempunyai kedudukan sosial
yang sama yaitu identitas sosial
seseorang biasanya tenggelam apabila orang yang bersangkutan ikut serta
dalam suatu kerumunan.
Misalnya
:
Seorang
guru, mahasiswa, pedagang, pegawai, dan lain sebagainya yang sama-2 menunggu
bis, maka
smuanya baik guru, mahasiswa, pedagang, pegawai tersebut mempunyai kedudukan yang sama. Demikian pula apabila
orang-2 tsb melihat beraksinya seorang tukang obat, antre karcis
bioskop, menunggu giliran diperiksa dokter dsb.
- individu-2 yang
merupakan suatu kerumunan berkumpul
secara kebetulan di suatu tempat
pada waktu yang bersamaan,
dan yang menjadi sebab biasanya adalah karena orang-2 tersebut
mempergunakan fasilitas-2 yang sama
dalam memenuhi keinginan pribadinya.
Misalnya
:
Membeli
karcis kereta api, antri karcis bioskop, memesan makanan pada cafetaria sekolah pada waktu istirahat,
menonton pertandingan sepak bola di stadion, melihat konser dll.
BENTUK-BENTUK
UMUM KERUMUNAN
A. Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur
sosial
1
Khalayak
penonton atau pendengar yang formal (formal audiences)
Yaitu
merupakan kerumunan-kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan persamaan
tujuan akan tetapi sifatnya pasif.
Contohnya
:
Penonton-penonton
film, orang-orang yang menghadiri khotbah keagamaan
2
Kelompok ekspresif yang telah direncanakan
(Planned Expresice Group)
Yaitu
kerumunan yang pusat perhatiannya tak begitu penting akan tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam
aktivitas kerumunan tersebut serta kepuasan yang dihasilkannya.
Contoh
:
Orang
yang berpesta, berdansa dsb.
B Kerumunan yang bersifat sementara (Causal Crowds)
1
Kumpulan yang kurang menyenangkan (Inconvenient
Aggregation)
Cotnohnya
:
Orang-orang
yang antri karcis, orang-orang yang menunggu bis dsb.
Karena
dalam kerumunan itu kehadiran orang-orang lain merupakan halangan terhadap
tercapainya maksud seseorang.
2
Kerumunan orang-orang
yang sedang dalam keadaan panic
(Panic Crowds)
Yaitu
orang-orang yang bersama-sama berusaha menyelamatkan diri dari suatu bahaya.
3
Kerumunan penonton (Spectator Crowds)
Yaitu terjadi karena
orang-orang ingin melihat kejadian tertentu.
Kerumunan
semacam ini hampir sama dengan khalayak penonton, akan tetapi bedanya kalau
kerumunan penonton tidak direncanakan dan
kegiatannya juga pada umumnya tak
terkendalikan.
Misalnya :
Kerumunan orang-2 yang sedang nonton pertandingan poly,
nonton pertunjukan yang ada di pinggir jalan
C KERUMUNAN YANG
BERLAWANAN DENGAN NORMA-NORMA HUKUM (LAWLESS CROWDS)
1
Kerumunan yang
bertindak emosional (acting mobs)
Kerumunan
semacam ini bertujuan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu dengan mempergunakan kekuatan fisik yang berlawanan
dengan norma-norma masyarakat. Biasanya
kumpulan orang-orang tersebut bergerak karena merasakan bahwa hak-hak mereka
diinjak-injak / tak adanya keadilan.
Misalnya :
Kerumunan orang-2 yang sedang demo
2
kerumunan yang bersifat
immoral (immoral crowds)
hampir sama dengan
kelompok-kelompok ekspresif
akan tetapi bedanya adalah bertentangan
dengan norma-norma dalam masyarakat
contoh:
orang-orang
yang ada dalam keadaan mabuk-mabukan
II. PUBLIK
- yaitu berbeda dengan kerumunan, public lebih merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan
- Interaksi terjadi secara tidak langsung
melalui alat-2 komunikasi seperti misalnya: Pembicaraan-2 secara pribadi
yang berantai, melalui desas desus, melalui surat khabar, radio, televisi, film
dsb
Dimana alat-2 penghubung semacam tadi lebih memungkinkan suatu public untuk
mempunyai pengikut-2 yang lebih besar jumlahnya. Akan tetapi karena
jumlahnya yang sangat besar maka tak ada pusat perhatian yang tajam dan karena
itu kesatuan juga tidak ada.
E. MASYARAKAT
SETEMPAT (COMMUNITY), MASYARAKAT PEDESAAN (RURAL
COMMUNITY) DAN MASYARAKAT PERKOTAAN (URBAN COMMUNITY)
1. MASYARAKAT SETEMPAT (COMMUNITY )
- Menunjuk pada warga-2
sebuah desa, sebuah kota, suku atau suatu bangsa.
Yaitu apabila anggota-2
suatu kelompok baik kelompok itu besar maupun kecil hidup bersama sedemikian rupa sehingga mereka merasakan bahwa kelompok
tsb dapat memenuhi kepentingan-2 hidup yang utama
- dan bertempat
tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-2 tertentu, dimana factor utama yang menjadi dasarnya
adalah interaksi yang lebih besar
diantara anggota-2 nya dibandingkan dengan interaksi mereka dengan penduduk
diluar wilayahnya.
jadi dapat
disimpulkan bahwa masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan social yang ditandai oleh suatu derajat hubungan
social tertentru.
Jadi dasar-2 nya adalah lokalitas dan perasaan setempat tsb.
2. MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN
Dalam masyarakat yang modern :
Sering dibedakan antara masyarakat
pedesaan (rural community) dengan masyarakat perkotaan (urban community).
Walaupun perbedaan tsb sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian
masyarakat sederhana, oleh karena dalam masyarakat-2 modern betapapun kecilnya
suatu desa pasti ada pengaruh-2 dari
kota. Sebaliknya pada masyarakat sederhana pengaruh dari kota secara
relatif sebenarnya tidak ada.
Untuk itu pembedaan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat kota agak sulit untuk
memberikan batasan apa yang dimaksudkan dengan perkotaan tsb.
Begitu juga karena adanya hubungan antara
penduduk dengan gejala-2 sosial yang dinamakan “urbanisasi” maka orang dapat
mempunyai pendapat bahwa semua tempat dengan kepadatan penduduk yang
tinggi itu merupakan masyarakat perkotaan, namun hal ini juga
kurang benar, karena banyak daerah yang
berpenduduk padat tapi tak dapat di golongkan dalam masyarakat perkotaan
Pada masyarakat
pedesaan
Ø Warga-warga
suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam dengan warga masyarakat
pedesaan lainnya diluar batas-batas wilayahnya.
Ø Sistem
kehidupan biasanya berkelompok atas
dasar kekeluargaan.
Ø Pada umumnya hidup dari
pertanian, walaupun kita melihat adanya tukang
kayu, tukang genteng / bata, tukang
membuat gula dan bahkan tukang catut. Akan tetapi inti pekerjaan penduduknya
adalah pertanian, sedangkan pekerjaan-pekerjaan
disamping pertaniaan hanya merupakan pekerjaan sambilan saja, oleh karena
itu bila telah tiba masa panen atau masa menanam padi pekerjaan-pekerjaan
sambilan tadi akan segera di tinggalkan (namun demikian hal itu tidaklah
berarti bahwa semua orang mempunyai tanah ).
Ø Diluar
jawa misalnya di Sumatra disamping pertanian penduduk pedesan juga berkebun :
misalnya berkebun
lada, karet, kelapa sawit dan sebagainya,
Ø Pada
umumnya penduduk di pedasaan di
Indonesia ini apabila di tinjau dari
segi kehidupannya sangat terkait dan sangat tergantung dari tanah (earth
bound ). karena mereka sama-sama tergantung pada tanah maka mereka sama-sama mempunyai kepentingan pokok yang sama sehingga
mereka akan bekerja sama untuk
mencapai kepentingan-kepentingannya. Misalnya : Pada musim pembukaan tanah atau pada waktu menanam
padi mereka akan bersama-sama untuk
mengerjakannya, hal itu mereka lakukan karena biasanya satu keluarga saja tak
akan cukup memiliki tenaga kerja untuk mengerjakan tanahnya. Sebagai sebab kerja sama tadi maka
timbulah lembaga kemasyarakatan
yang dikenal dengan nama “ Gotong Royong “ yang merupakan lembaga yang bukan dengan
sengaja di buat.
Ø Pada
masyarakat-masyarakat pedesaan tidak
akan di jumpai pembagian kerja berdasarkan keahlian, akan tetapi biasanya pembagian kerja didasarkan pada usia,
mengingat kemampuan fisik masing-masing
dan juga atas dasar pembeda kelamin
Ø Cara-cara bertani
sangat tradisional dan tidak efisien
karena belum
di kenalnya mekanisme dalam pertanian,
biasanya mereka bertani semata-mata untuk mencukupi kehidupannya sendiri dan
tidak untuk di jual ( cara bertani yang demikian lazim dinamakan “subsitence
farming “ ) dan mereka puas apabila kebutuhan keluarganya terpenuhi.
Ø Golongan orang-orang
tua pada masyarakat pedesaan pada umumnya
memegang peranan penting, yaitu orang-orang selalu
meminta nasehat-nasehat kepada
mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang di hadapi.
Dan
kesukarannya adalah bahwa golongan
orang-orang tua itu mempunyai pandangan yang didasarkan pada tradisi yang kuat,
sehingga sukar untuk mengadakan perubahan-perubahan, dan pengendalian
sosial masyarakat juga sangat kuat sehingga perkembangan jiwa individu sangat sukar
untuk dilaksanakan. Itulah sebabnya sulit sekali untuk mengubah jalan pikiran
yang ekonomis, hal mana juga disebabkan karena kurangnya alat komunikasi.
Ø Dan
apabila ditinjau dari sudut
pemerintahannya maka hubungan antara
penguasa dengan rakyat berlangsung secara tidak resmi yaitu segala sesuatunya
dijalankan atas dasar musyawarah,
disamping itu karena tidak adanya pembagian kerja yang
tegas sehingga seorang penguasa sekaligus mempunyai beberapa kedudukan dan
peranan yang sama sekali sukar untuk dibeda-bedakan, lebih-lebih di desa yang terpencil maka sukar sekali untuk
memisahkan antara kedudukan dengan peranan.
seorang kepala desa misalnya
: ia sebagai orang tua yang
nasehat-nasehatnya patut dijadikan pegangan, juga sebagai seorang pemimpin upacara-upacara
adat, dll.
MASYARAKAT
PERKOTAAN
-
Antara warga masyarakat
pedesaan dan masyarakat perkotaan terdapat
perbedaan dalam perhatian, khsusunya terhadap keperluan-keperluan hidup.
Didesa
yang diutamakan adalah perhatian khusus
terhadap keperluan utama kehidupan seperti untuk memperhatikan fungsi pakaian, makanan, rumah, dsb.
Lain
dengan orang kota yang mempunyai pandangan-pandangan yang berbeda yaitu orang kota sudah memandang penggunaan
kebutuhan hidup sehubungan dengan pandangan masyarakat sekitarnya, misalnya
:
Kalau
menghidangkan makanan yang
diutamakan adalah bahwa makanan yang dihidangkan tersebut memberikan kesan
bahwa yang menghidangkannya mempunyai
kedudukan sosial yang tinggi, misalnya di usahakan untuk menghidangkan
makanan dalam kaleng, sedangkan pada orang-orang desa hal itu tidak
diperdulikan, mereka masak sendiri tanpa memperdulikan apakah tamu-tamunya suka
atau tidak.
Pada
orang kota, makanan yang dihidangkan harus keliatan mewah dan untuk
menghidangkannya juga harus mewah dan terhormat, karena orang kota menilai
bahwa makanan sebagai suatu alat untuk
memenuhi kebutuhan sosial, sedangkan orang desa menilai makanan sebagai suatu alat untuk memenuhi kebutuhan biologis
sehingga tidak perlu mewah.
-
Demikian pula soal
pakaian
Bagi
orang-orang desa bentuk dan warna pakaian tak menjadi soal karena yang
terpenting adalah bahwa pakaian tersebut dapat
melindungi dirinya terhadap panas dan dingin, sedangkan pada orang-orang
kota nilai pakaian adalah alat kebutuhan
sosial seperti mahalnya bahan pakaian yang dipakai merupakan perwujudan
dari kedudukan sosial si pemakai.
-
Di kota kehidupan keagamaan berkurang bila
dibandingkan dengan kehidupan agama didesa, memang di kota orang-orang juga
beragama, akan tetapi pada umumnya pusat kegiatan hanya tampak ditempat-tempat
beribadah. Seperti misalnya : gereja, masjid, dsb. Diluar itu kehidupan
masyarakat berada dalam lingkungan ekonomi, perdagangan, dsb. Cara demikian
mempunyai kecenderungan kearah keduniawian (seculer trend) dibanding dengan
kehidupan warga desa yang cenderung kearah agama (religios trend).
-
Orang kota pada umumnya
dapat mengurus dirinya sendiri tanpa
harus bergantung pada orang lain, karena yang penting disini adalah manusia
perseorangan/individual, sedang didesa orang lebih mementingkan kelompok/kekeluargaan.
Dikota
kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan karena
perbedaan kepentingan, perbedaan faham, politik, agama, dsb. .
-
pembagian
kerja diantara warga-warga
kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas
yang nyata, yaitu dikota tinggal orang-orang dengan aneka
warna latar belakang social dan pendidikan, sehingga dapat menimbulkan kelompom-kelompok
kecil (small group) yang didasarkan pada pekerjaan yang sama, keahlian yang sama, kedudukan social
yang sama, dll. yang kesemuanya dalam batas-batas tertentu
membentuk pembatasan- pembatasan di dalam
pergaulan hidup, seperti misalnya :
seorang
guru SMA lebih banyak bergaul dengan rekan-rekannya
sesame guru SMA pula daripada dengan pedagang-pedagang kelontong, seorang sarjana
ekonomi akan lebih banyak bergaul dengan rekan-rekannya yang sama-sama sarjana ekonomi
daripada dengan sarjana-sarjana
ilmu sejarah, bahkan dalam lingkungan yang sempit mahasiswa tingkat II akan
banyak mengadakan hubungan dengan rekan-rekannya
yang setingkat daripada dengan para mahasiswa tingkat lain walaupun mereka
semuanya berasal dari fakultas yang sama.
-
Kemungkinan-kemungkinan untuk
mendapat pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada waega-warga desa,
karena sistem pembagian kerja yang tegas
tersebut diatas.
-
Jalan pikiran rasional
yang pada umunya dianut masyarakat kota menyebabkan bahwa interaksi-interaksi
yang telah terjadi lebih didasarkan pada
faktor kepentingan daripada faktor
pribadi
-
Jalan
kehidupan yang cepat di kota-kota mengakibatkan pentingnya faktor wktu bagi warga kota
sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting untuk dapat mengejar
kebutuhan-kebutuhan
seseorang.
-
Perubahan-perubahan social tampak
dengan nyata di kota-kota
biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh
dari luar, hal ini sering menimbulkan pertentangan antara golongan tua dengan golongan muda
oleh karena golongan muda yang belum sepenuhnya terwujud kepribadiannya maka
lebih senang mengikuti pola-pola baru dalam
kehidupan.
Sehubungan
antara pembedaan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan kiranya
perlu disinggung perihal urbanisasi.
URBANISASI
Yaitu
suatu proses berpindahnya penduduk dari
desa ke kota (dapat pula dikatakan sebagai proses terjadinya masyarakat perkotaan).
Proses
urbanisasi boleh
dikatakan terjadi diseluruh dunia baik pada Negara-negara yang sudah maju
industrinya maupun yang belum
Urbanisasi memiliki
akibat-akibat
yang negative terutama dirasakan oleh Negara
yang agraris seperti Indonesia ini, terutama disebabkan karena :
Pada
umumnya produksi pertanian sangat rendah
apabila dibandingkan dengan jumlah manusianya, atau boleh dikatakan bahwa
faktor penduduk dalam suatu daerah “ over population “ yang merupakan gejala
yang umum di Negara agraris yang secara ekonomis masih terbelakang.
Dimana
proses urbanisasi dapat terjadi dengan
lambat maupun cepat, hal mana tergantung dari pada keadaan masyarakat yang
bersangkutan.
SEBAB-SEBAB YANG
MENGAKIBATKAN SUATU DAERAH TEMPAT TINGGAL MEMPUNYAI PENDUDUK YANG BANYAK
Yaitu antara lain :
1.
Daerah yang menjadi pusat
pemerintahan / menjadi ibukota (seperti jakarta)
2. Tempat yang letaknya sangat
strategis sekali untuk usaha-usaha perdagangan seperti misalnya: sebuah
kota pelabuhan / sebuah kota yang letaknya dekat pada sumber-sumber bahan-bahan
mentah.
3. didaerah yang memproduksikan barang-barang maupun jasa-jasa, yang disebut dengan : Kota industri.
SEBAB-SEBAB URBANISASI DAPAT DI TINJAU DARI 2 (DUA) SUDUT
I.
FAKTOR-2 YANG
MENDORONG PENDUDUK DESA MENINGGALKAN TEMPAT / DAERAH KEDIAMANNYA ( FUSH FACTORS
)
Bila dianalisa sebab-2 pendorong orang-2 desa
meninggalkan tempat tinggalnya secara umum adalah sbb :
a. didesa lapangan
pekerjaan pada umumnya kurang, terutama yang berhubungan dengan kesulitan-kesulitan di bidang
irigasi serta areal tanah, sertai gejala kebanyakan penduduk, keadaan tersebut
menimbulkan pengangguran yang tersamar (disquised unemployment)
b. Kaum muda-mudi didesa merasa tertekan oleh adat istiadat yang ketat yang mengakibatkan hidup
yang menonton,
maka untuk mengembangkan dirinya banyak yang pergi kekota
c. Didesa tidak
banyak kesempatan untuk menambah pengetahuan, oleh karena banyak orang yang
ingin maju kemudiaan meninggalkan desanya.
d. Bagi penduduk desa yang mempunyai keahlian lain dari pada bertani seperti misalnya
kerajinan tangan tentu mengingini
pasaran yang lebih luas bagi hasil produksinya dan ini tidak mungkin
didapatkan didesanya.
II. FAKTOR-2 YANG ADA DIKOTA YANG MENARIK PENDUDUK DESA UNTUK
PINDAH DAN MENETAP DI KOTA-2 ( FULL FACTORS )
Yaitu antara lain
adalah :
a. Penduduk desa kebanyakkan
mempunyai anggapan bahwa di kota banyak pekerjaan serta banyak penghasilan(uang),
oleh karena sirkulasi uang di kota jauh lebih cepat, lebih besar dan lebih banyak
maka secara relative lebih mudah untuk mendapatkan uang daripada di desa.
b. Di kota lebih banyak kesempatan untuk mendirikan perusahaan industri-industri dll, hal ini disebabkan
karena lebih mudahnya didapatkan izin dan kredit dari Bank
c.
Pendidikan
(terutama pendidikan lanjutan) lebih
banyak dan lebih mudah di dapat di kota.
d.
Kota
merupakan tempat yang lebih menguntungkan
untuk mengembangkan seseorang
dengan sebaik-baiknya dan
seluas-luasnya.
e.
Kota
dianggap mempunyai tingkat kebudayaan
yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan
segala macam orang dari segala lapisan.
Beberapa sebab yang
telah disebutkan diatas menyebabkan terjadinya “Urbanisasi”. Dimana orang yang sudah meninggalkan tempat
tinggalnya didesa mempunyai kecenderungan untuk tetap tinggal di kota,
disamping factor tranportasi juga yang menjadi penghambat bagi mereka untuk
pulang ke desa, mereka hanya akan kembali apabila ada keperluan penting seperti
misalnya akan menengok sanak keluarganya.
Dengan kondisi yang
seperti inilah kemungkinan besar :
urbanisasi
akan mengakibatkan perluasan kota, dan karena pusat kota tidak
bisa menampung perpindahan penduduk desa yang begitu banyak maka timbulah tempat-tempat tinggal baru di pinggiran
kota ( yang dikenal
dengan proses pembentukkan “suburb”)
begitu juga
hubungan yang terjadi antara orang-2
desa yang pergi ke kota-2,
maka
menyebabkan
terjadinya pula perubahan di desa-desa,
oleh karena orang-orang desa
yang kemudian tinggal di kota,
maka ketika sekali-kali mereka kembali ke desanya, maka beberapa unsur kehidupan yang ada di kota akan dibawanya
seiring dengan kembalinya mereka ke desanya itu, sehingga
ada kemungkinan rekan-rekannya yang ada di desa itu lalu meniru gaya kehidupan di kota
(proses ini dinamakan “urbanisme”)
AKIBAT-AKIBAT
NEGATIF DARIPADA URBANISASI YANG TERLALU CEPAT
a.
Pengangguran
b.
Naiknya kriminalitas
c.
Persoalan perwismaan
d.
Kenakalan anak-anak/ Kejahatan anak-anak
Ad.a. Pengangguran
Penduduk desa yang
berbondong bondong mencari pekerjaan di kota menjumpai kekecewaan yang besar
karena besarnya jumlah yang mencari pekerjaan sehingga timbul persaingan, dimana orang-orang desa
tidak mengerti bahwa mereka harus berjuang sendiri karena dikota tak akan ada orang lain yang
mau membantunya sehingga cita-cita yang muluk-muluk akhirnya terhambat lalu timbulah pengangguran.
Ad. b. Naiknya kriminalitas
Timbulnya
pengangguran yang pada akhirnya mengakibatkan meningkatnya tuna karya,
yang sesungguhnya mempertajam perbedaan
antara golongan yang punya dengan yang tidak punya dimana persoalan meningkatnya tuna karya mengakibatkan
meningkatnya tuna susila dan meningkatnya kriminalitas.
Ad.c. Persoalan perwismaan
Pertambahan
penduduk kota yang pesat mengakibatkan persoalan perwismaan,
orang-orang tinggal bersempit-sempitan dalam rumah yang tidak memenuhi
persyaratan sosial maupun kesehatan.
Ad.d kenakalan Anak-anak
Keadaan persoalan perwismaan seperti tersebut
diatas memberi akibat negative dalam
bidang kesehatan dan pendidikan
tunas-tunas muda yang mempunyai kegairahan yang kuat sekali untuk meniru tingkah laku tunas-tunas muda kota
yang tidak selamanya baik, gejala tersebut menyebabkan timbulnya masalah kenakalan anak-anak dan kejahatan
anak-anak.
F.
KELOMPOK-KELOMPOK KECIL( SMALL GROUP)
o Di dalam kelompok-kelompok yang besar pasti akan timbul
kelompok-kelompok yang kecil, hal ini di sebabkan karena :
ü Manusia tidak mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama ,
ü Manusia memerlukan
perlindungan dari rekan-rekan
ü Manusia juga mempunyai kemampuan yang terbatas didalam pergaulan hidup dsb.
keadaan
demikian menyebabkan timbulnya small
Group yang merupakan wadah dari orang-2 tersebut diatas
o Small group adalah suatu kelompok yang terdiri paling sedikit dua orang, dimana
orang-orang saling berhubungan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu dan
menganggap hubungan itu sendiri penting baginya.
o Kelompok-kelompok
kecil selalu timbul didalam organisasi yang lebih besar dan lebih luas misalnya:
- Di dalam suatu partai politik (yang merupakan kelompok sosial yang
besar ) pasti ada kelompok yang kecil yang mnduduki pimpinan partai tersebut
- di dalam masyarakat terdapat juga kelompok-2 kecil, seperti
keluarga.
Komentar
Posting Komentar