kelompok-kelompok manusia



KELOMPOK-KELOMPOK MANUSIA

A. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK YANG HIDUP BERKELOMPOK
Manusia pada dasarnya dilahirkan seorang diri, namun demikian mengapa hidupnya harus bermasyarakat ? Memang apabila manusia dibandingkan dengan makhluk-makhluk hidup lainnya seperti misalnya hewan dia akan dapat hidup sendiri.
Contohnya :
Seekor anak ayam walaupun tanpa induknya mampu untuk makan sendiri. Demikian pula pada hewan-hewan lainnya seperti kucing, anjing, harimau, gajah, dan sebagainya. Sedang manusia tanpa manusia lainnya akan mati.
Misalnya :
Bayi harus diajari makan, berjalan, bermain-main dan lain sebagainya. Jadi sejak lahir manusia berhubungan dengan manusia lainnya. karena manusia tidak dikaruniai alat-alat fisik yang cukup untuk dapat hidup sendiri seperti hewan.
Misalnya :
-          Harimau diberi kuku dan gigi yang kuat untuk mencari makan sendiri.
-          Burung diberi sayap untuk terbang kemana-mana.
-          Katak diberi alat-alat khusus untuk dapat hidup di darat maupun ditempat-tempat berair.
-          Ikan diberi alat-alat khusus untuk dapat hidup sendiri di air.
Akan tetapi manusia tidak demikian. Alat-alat fisiknya tidak sekuat pada hewan, akan tetapi dia diberi alat untuk “bertahan” yang sangat ampuh dan sangat istimewa yakni jauh lebih sempurna daripada alat-alat fisik hewan yaitu “fikiran”
Fikiran memang tidak dapat secara langsung dipergunakan sebagai alat hidup, akan tetapi dapat dimanfaatkan untuk mencari alat-alat materil yang dipergunakan untuk kehidupan.

Misalnya :
Pada hewan seperti sapi, keledai, kuda sanggup hidup di udara dingin tanpa pakaian, sedang manusia tak mungkin akan tahan, namun dengan mempergunakan daya fikirnya dia menciptakan pakaian untuk melindungi diri terhadap terik matahari, hujan, udara dingin, dsb.
Begitu juga dalam menghadapi alam sekelilingnya manusia harus hidup berkawan dengan manusia-manusia lainnya, karena dengan pergaulan tadi mendatangkan kepuasan bagi jiwanya. Apabila manusia hidup sendirian misalnya dalam keadaan terkurung didalam sebuah ruangan yang tertutup sehingga dia tak dapat mendengarkan suara orang lain/tak dapat melihat orang lain maka terjadi gangguan dalam perkembangan jiwanya. Oleh karena manusia mempunyai naluri untuk hidup bersama orang lain Yang dinamakan : “gregariousness”             
Dimana sejak dilahirkan manusia sudah mempunyai dua hasrat / keinginan pokok yakni
1.      Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (masyarakat)     
2.      Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya
misalnya :                                                                                                       
o  Didalam menghadapi alam sekelilingnya seperti udara yang dingin, alam yang kejam, dan  lain sebagainya, maka manusia menciptakan rumah, pakaian, dan lain-lain.
o  Manusia juga harus makan agar badanya tetap sehat, untuk itu kita dapat mengambil makanan sebagai hasil dari alam sekitarnya, dengan mempergunakan akalnya.          
Contohnya : 
Ø  di laut manusia akan menjadi nelayan untuk menangkap ikan.
Ø  apabila alam sekitarnya hutan maka manusia akan berburu untuk mencari makananannya.
Kesemuanya itu menimbulkan kelompok-kelompok sosial (social-group) di dalam   kehidupan manusia, karena manusia tak mungkin hidup sendiri.
Kelompok-kelompok manusia tersebut merupakan himpunan / kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama, oleh karena adanya hubungan antar mereka.   Hubungan tersebut antara lain menyangkut kaitan timbal-balik yang saling pengaruh-mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling tolong-menolong.
Akan tetapi timbul suatu pertanyaan yaitu apakah setiap himpunan manusia dapat                 dinamakan kelompok sosial ?                                                                                       Untuk itu kumpulan / himpunan manusia agar dapat disebut sebagai kelompok sosial       maka harus memenuhi persayaratan tertentu.
Menurut Soejono Soekamto                                                                                                 Suatu kumpulan manusia dapat disebut sebagai kelompom sosial bila                        memenuhi persyaratan tertentu antara lain :
a.         Setiap anggota kelompok  harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
b.        Ada hubungan timbal-balik antara anggota yang satu dengan anggota lainnya dalam kelompok itu.
c.         Ada suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok itu, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat, seperti :
-          Nasib yang sama
-          Kepentingan yang sama
-          Tujuan yang sama
-          Ideology politik yang sama
-          Mempunyai musuh bersama dapat pula menjadi factor pengikat / pemersatu
-          dll
d.        Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku
sehingga kelompok sosial dapat dikatakan sebagai kumpulan individu-individu yang memiliki pola perilaku dan saling berhubungan / berinteraksi hingga diantara mereka memiliki hubungan yang erat dan bahkan timbul adanya perasaan bersama.
B. PENDEKATAN SOSIOLOGI TERHADAP KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL
Seorang sosiolog di dalam menelaah masyarakat akan banyak berhubungan dengan kelompok-kelompok sosial
baik kelompok-2 sosial yang kecil misalnya :
·           Kelompok keluarga
·           Kelompok siswa-siswa sekolah
Maupun kelompok-kelompok sosial yang besar seperti :
·           Masyarakat desa
·           Masyarakat kota
·           Bangsa
·           dll

Hampir semua manusia pada awalnya merupakan anggota dari suatu “ kelompok sosial   dalam ( keluarga ). Walaupun anggota-anggota keluarga tadi selalu menyebar, tapi pada waktu-waktu tertentu mereka pasti akan berkumpul, seperti misalnya pada makan pagi, siang dan malam. Dimana setiap anggota masing-2 mempunyai pengalaman-pengalaman, karena hubungannya dengan kelompok-kelompok sosial lainnya di luar rumah, dan bila mereka berkumpul kembali terjadilah tukar-menukar pengalaman diantara mereka itu. Pada saat-saat demikian tidaklah semata-mata terjadi pertukaran pengalaman-pengalaman saja, akan tetapi para anggota keluarga tersebut mungkin mengalami perubahan-perubahan sbg akibat pertukaran pengalaman-pengalaman tsb, walaupun seringkali hal itu sama sekali tidak disadari. Saling tukar menukar pengalaman tsb disebut “social-experiences”
Didalam sosial experiences kehidupan kelompok mempunyai pengaruh yang besar di dalam pembentukan kepribadian terhadap orang-orang yang bersangkutan. Penelitian terhadap social experiences tsb sangat penting utk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh kelompok terhadap individu serta bagaimana reaksi individu terhadap pengaruh tadi dalam proses pembentukan kepribadiannya.
C. MACAM-MACAM KEOMPOK-KELOMPOK SOSIAL: ada 11
1. KLASIFIKASI TIPE-TIPE KELOMPOK SOSIAL
Tipe-tipe kelompok sosial dapat diklasifikasi dari beberapa sudut atas dasar berbagai kriteria ukuran : Seorang sosiolog Jerman  “Georg Simmel” mengambil ukuran :
A. Klasifikasi tipe-2 kelompok berdasarkan besar kecilnya jumlah anggota kelompok
George Simmel mulai dgn bentuk terkecil yg terdiri dari satu orang sbg fokus hubungan sosial yg dinamakan “monad” yg kemudian diperkembangkan dgn meneliti kelompok yg terdiri dr dua atau tiga org yaitu “dyad serta triad” dan kelompok kecil lainnya. Disamping itu sbg perbandingan, ditelaah kelompok yg lebih besar. Analisa tsb kemudian dikembangkan oleh “Leopold von wiese dan Howard becker”


B. klasifikasi tipe-2 kelompok berdasarkan derajat ineraksi sosial dalam kelompok  
Yaitu :                                                   
§  kelompok-kelompok yang  anggotanya saling kenal-mengenal (Face to Vace groupings)  misalnya : Keluarga,Rukun tetangga,dan Desa
§  dan kelompok-kelompok yang anggota-anggotanya tidak mempunyai hubungan yang erat misalnya : Kota-kota,negara dsb.
Ukuran tersebut diatas kemudian oleh sosiolog-sosiolog lainnya sepertiu mpamanya:                                              F. Stuart chapin dikembangan lebih lanjut yang antara lain meliputi :                                             
·      Suatu ukuran wilayah.
contohnya :
-          Suatu community (masyarakat setempat) yaitu merupakan kelompok-kelompok  / kesatuan-kesatuan atas dasar wilayah
·      Berlangsungnya suatu kepentingan merupakan ukuran juga bagi klasifikasi tipe-tipe social.
contohnya :
-          Suatu kerumunan yaitu merupakan kelompok yang hidupnya sebentar, karena kepentingannya tidak berlangsung lama.
-          Lain halnya dengan community ( masyarakat setempat ) yang kepentingan-kepentingannya relative bersifat tetap (permanen).
·      Selanjutnya dapat dijumpai juga klasifikasi atas dasar ukuran derajat organisasi :
Yaitu :
-          Kelompok-kelompok social yang terdiri dari kelompok-kelompok yang teroganisir dengan baik sekali
   misalnya : negara
-          Sampai pada kelompok-kelompok yang hampir-hampir tak terorganisir
  misalnya : suatu kerumunan

2. KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL DIPANDANG DARI SUDUT INDIVIDU
Pada masyarakat yang masih sederhana susunannya, seorang warga akan menjadi anggota pula dari kelompok-kelompok kecil secara terbatas atas dasar : kekerabatan, usia, seks dan kadang-kadang atas dasar perbedaan pekerjaan / kedudukan.
Contohnya :
Kelompok wanita, kelompok laki-2, kelompok anak-2, kelompok dewasa, kelompok petani, kelompok nelayan, kelompok pedagang, kelompok guru, kelompok pegawai negri, dsb

3. IN-GROUP DAN OUT GROUP
·         In-group
-          Kelompok-kelompok social dimana individu mengidentifikasikan dirinya dengan kelompoknya (in-groupnya)
-          Sikap-sikap in-group umumnya didasarkan pada faktor simpati dan selalu mempunyai perasaan dekat dengan anggota-anggota kelompoknya.
·         Sedang out-group
-          Diartikan sebagai kelompok yang menjadi lawannya, yang sering dihubungkan dengan istilah-istilah “kami, kita dan mereka”
Misalnya:
Kita warga RT.01 sedangkan mereka warga RT02
Kami mahasiswa fakultas computer sedangkan mereka mahasiswa fakultas ekonomi
-           sikap-sikap pada out-group selalu ditandai dengan suatu antagonisme/antipasti.
Adanya perasaan in-group dan out-group (perasaan dalam dan perasaan luar kelompok) dapat merupakan dasar suatu sikap yang dinamakan “ethnocentrisme” Yaitu: 
·      Suatu anggapan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam kebiasaan-kebiasaan kelompoknya sendiri itu sebagai suatu yang terbaik, bila dibandingkan dengan kebiasaan-kebiasaan kelompok lainnya.
·      Suatu sikap bahwa untuk menilai unsure-unsur kebudayaan lain dengan mempergunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri, Atau sering dinamakan dengan  sikap mempercayai sesuatu, sehingga kadang-kadang sukar sekali bagi yang bersangkutan untuk mengubahnya, walaupun dia menyadari bahwa sikapnya salah.

Didalam proses sosial seringkali dipergunakan “stereotypen” yaitu : suatu anggapan-anggapan yang bersifat mengejek terhadap suatu obyek tertentu keadaan ini sering dijumpai dalam sikap suatu ethnic group lain seperti misalnya:
sikap golongan orang-orang berkulit putih terhadap orang-orang negro di Amerika Serikat  yang saling berlawanan satu dengan lainnya, hal mana itu dikarenakan misalnya : karena dia memeluk agama yang berlainan atau mungkin karena daerah kelahirannya yang berbeda.
4. PRIMARY GROUP DAN SECONDARY-GROUP
CHARLES HORTON COOLEY
Mengemukakan :
Perbedaan primary group dengan secondary group yang dituliskan dalam karyanya yang berjudul “second organization” pada tahun 1909.
PRIMARY GROUP
Kelompok sosial yang ditandai ciri-ciri :
·      kenal mengenal secara pribadi antara anggota-anggotanya serta kerja sama erat, sehingga menghasilkan peleburan dari individu-individu dalam satu kelompok, sehingga tujuan individu menjadi juga tujuan kelompoknya, contohnya dalam keluarga, kelompok sepermainan,  rukun tetangga, dll
·      hubungan antar individu atas dasar simpati dan kerja sama
·      Dan merupakan kelompok-kelompok kecil yang agak langgeng (permanen) yang berdasarkan kenal mengenal  secara pribadi dan inklusif antara sesama anggotanya.
Yang dimaksud hubungan bersifat pribadi yaitu:
Bahwa hubungan tersebut melekat pada kepribadian seseorang dan tak dapat diganti oleh orang lain, yaitu suatu
kwalitas hubungan persahabatan tak mungkin diganti.
Contohnya:
A mempunyai hubungan pribadi dengan B, maka hubungan tersebut  hanya mungkin  terjadi antara A dengan B saja, dan tidak mungkin adiknya A menggantikan  A dalam kwalitas yang sama
Contoh lain lagi misalnya:
Seorang dapat membeli rokok dari setiap pedagang rokok, oleh karena pusat perhatian orang tadi adalah rokok, bukan orang yang menjualnya, sehingga tak ada perbedaan bagi orang tersebut siapa yang menjual rokok
Lain halnya bila hubungan pribadi / primer terjadi dengan penjual rokok tersebut, maka hubungan dalam kwalitas yang sama tak mungkin dialihkan kepada penjual rokok lainnya
Sedang hubungan yang bersifat inklusif.
Yaitu : Apabila seseorang mengadakan hubungan primer dengan orang lain, maka dia akan mengikuti dengan segala sesuatu yang manyangkut orang lain tsb seperti : perasaannya, kepribadiannya, tempramennya dll.

“Teori Cooley” Mengatakan :
Jika dilihat dari kondisi fisik ciri-2primary group adalah :
a.    Anggota kelompok secara fisik berdekatan satu dengan lainnya
seperti saling kenal mengenal, saling berbicara, saling melihat, untuk saling bertukar fikiran, cita-cita maupun perasaan, juga makan bersama, jalan-jalan bersama, belajar bersama, main-main bersama, yang mana itu semua merupakan perwujudan dari suatu persahabatan ( yang merupakan syarat primary group )
Dengan demikian kenal mengenal secara fisik memberi kemungkinan terbentuknya primary group.

Akan tetapi itu tergantung dari kemungkinan-kemungkinan yang ditentukan oleh kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan,  karena setiap masyarakat mempunyai norma-norma yang mengatur hubungan fisik antara anggotanya yang kadang dapat merupakan penghalang bagi terjadinya hubungan tersebut,  seperti misalnya:
Antara orang dari kasta-kasta yang berbeda derajatnya, dalam masyarakat yang mempunyai sistem pelapisan msayarakat yang tertutup ( misalnya di India ), maka hubungan mereka akan terhalang.  Namun demikian dengan adanya hubungan antara mereka di tempat-tempat umum seperti misalnya : di loket karcis kereta api yang tidak dilarang , maka dalam keadaan seperti itu norma-norma masyarakat tersebut seolah-olah memberikan suatu kelonggaran untuk terjadinya primary group ( yaitu terjadinya hubungan antara mereka untuk lebih dekat lagi / lebih akrab lagi ) .
b.   Kelompoknya kecil
kecilnya suatu kelompok juga merupakan suatu sayarat yang penting bagi terjadinya    primary group
karena tidak mungkin seseorang pada waktu tertentu berhubungan dengan banyak orang sekaligus.  Memang dalam keadaan-keadaan tertentu hal itu mungkin terjadi misalnya : Apabila seorang guru memberikan pelajaran kepada murid-muridnya , akan tetapi ternyata dengan semakin kecil kelas yang bersangkutan maka semakin akrab pula hubungan antara guru dengan muridnya , ini menunjukkan bahwa semakin kecilnya kelompok sangat menentukan dalam pembentukan primary group ( hubungan yang lebih akrab ), dimana dalam suatu kelompok yang kecil keakraban kelompok juga lebih mudah terwujud.
c.    Adanya suatu kelanggengan daripada hubungan antar anggota kelompok, ini juga merupakan syarat penting terjadinya primary group.
Yaitu semakin lama / semakin langgeng mereka berhubungan satu sama lain, maka itu juga bisa menimbulkan semakin akrab hubungan tersebut, seperti misalnya : suami istri yang telah berumah tangga cukup lama maka meskipun seringkali bertengkar namun sangat sukar bagi masing-masing untuk hidup lepas satu sama lainnya, ini menunjukkan bahwa suatu kelanggengan merupakan factor utama dalam pembentukan primary group ( hubungan yang lebih akrab ).

SECONDARY GROUP
·      Cooley tidak mengemukakan secara khusus apa yang dimaksudkan dengan secondary group dan bahkan belum pernah mempergunakan istilah tsb, akan tetapi istilah tsb biasa dipergunakan oleh cooley, bahwa : untuk primary group bila dilihat kebalikannya maka berlaku untuk secondary group,  yaitu : merupakan kelompok-kelompok yang besar yang terdiri dari banyak orang, dan antara siapa hubungannya tak perlu berdasarkan kenal mengenal secara pribadi, dan sifatnya juga biasanya tidak begitu langgeng
·      Untuk lebih tepatnya untuk membedakan antara primary group dengan secondery group adalah :
Dari sudut hubunngan-hubungan / interaksi-interaksi social dalam kelompok yang bersangkutan
Contohnya :
-          bangsa, adalah sebagai kelompok sosial secondary group, karena antara anggota-anggotanya kurang ada hubungan yang akrab, tidak seperti pada kelompok  primary group misalnya pada keluarga batih,  rukun tetangga dsb.
Memang mungkin antara orang-orang yang terdapat pada suatu bangsa itu tadi terjadi hubungan-hubungan primer, akan tetapi apabila pimpinan tadi berhubungan dengan rakyatnya, tak mungkin terjadi hubungan primer yang bersifat pribadi itu, hubungan-2 sekunder itulah yang menjadi ciri utama bagi secondary group
-          contoh lain dari secondery group adalah : kontrak (jual-beli)
yaitu pihak-pihak yang mengadakan kontrak tsb saling berhubungan dengan tujuan tertentu, yang hubungannya boleh dikatakan tidak ada dengan pribadi-pribadi dari pihak-pihak yang bersangkutan. Tapi segala sesuatunya berhubungan dengan pelaksanaan kontrak, seperti menyangkut hak-hak serta kewajiban-kewajiban dari masing-masing pihak. Hal mana, hal-hal yang menyangkut pribadi dari pihak-pihak yang bersangkutan tak diperhatikan, karena tujuan utama hubungan adalah terlaksananya kontrak.
Namun demikian, jelas bahwa hubungan-hubungan antar manusia tak mungkin semata-mata didasarkan atas kontrak semacam diatas, pasti harus ada rasa kesetiaan dan pengabdian terhadap kelompok tersebut. Dimana rasa kesetiaan dan pengabdian tadi tak mungkin timbul dengan sendirinya, akan tetapi merupakan hasil dari hubungan  antara manusia yang akrab ( yang merupakan ciri dari primary group ).
Oleh karena itu adanya primary group merupakan syarat mutlak terbentuknya secondary group.
Dengan demikian dapat disimpulkan:
Bahwa syarat-syarat dan sifat-sifat primary group dan secondary group saling isi mengisi dan dalam kenyataan tak dapat dipisah-pisahkan secara mutlak.
Apabila ditinjau lebih mendalam ternyata bahwa latar belakang uraiaan Cooley tentang primary group adalah :  Melihat perkembangan masyarakat modern yang makin  lama makin banyak dipengaruhi oleh organisasi kerja sama berdasarkan perhitungan untung rugi dan makin berkurangnya  bentuk-bentuk kehidupan bersama yang berdasarkan kasih sayang seperti: Pada keluarga, rukun tetangga dan kelompok-kelompok persahabatan.
Ia ingin agar primary group itu dibina dan dipelihara dalam masyarakat modern yang dianggapnya kurang baik.
Maka dalam kelanjutan pertumbuhan sosiologi, kedua pengertian (primary group dan secondary group) telah didudukan sebagai perbandingan yang sebenarnya memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat modern, dimana bahwa keduanya itu saling melengkapi.
5. GEMEINSCHAFT  DAN  GESELSCAFT
GEMEINSCAFT ( PAGUYUBAN )
-    Adalah bentuk kehidupan bersama dimana angota-angotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah.
-    Dasar hubungan tsb adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin seperti misalnya dapat dijumpai didalam keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga dsb.

TONIES MENGEMUKAKAN CIRI POKOK KELOMPOK PAGUYUBAN (GEMEINSCHAFT)
-    Intimate
Hubungan menyeluruh yang mesra
-    Private
Hubungan yang bersifat pribadi yaitu khusus untuk beberapa orang saja
-    Exclusive
Hubungan tsb hanyalah untuk kita saja dan tidak untuk orang lain diluar kita

 FERDINAND TONIES JUGA MENGEMUKAKAN 3 (TIGA) TIPE GEMEINSCHAFT (KELOMPOK PAGUYUBAN ) :
a.         Gemeinschaft of blood
kelompok sosial yang ikatannya didasarkan pada hubungan darah / keturunan
Misalnya :
keluarga, kelompok kekerabatan dsb
b.    Gemeinschaft of place
kelompok sosial yang ikatannya didasarkan karena berdekatann tempat tinggalnya sehingga dapat saling tolong menolong
Misalnya : rukun tetangga (RT),
rukun warga(RW), kelompok arisan dsb.
c.    Gemeinschaft of mind
kelompok sosial yang terdiri dari orang-orang yang ikatannya tidak mempunyai hubungan darah maupun tempat tinggalnya juga tidak berdekatan tetapi mereka mempunyai jiwa dan pikiran yang sama, karena adanya ideology yang sama.
        Contohnya : bangsa

GESELLSCHAFT ( PATEMBAYAN )
-       kelompok sosial yang  bersifat pamrih ekonomis.
-       Lebih mementingkan nilai-nilai dan kebudayaan masyarakat dari pada peraturan-2 yang bersifat individualis, artinya :
Kepentingan masyarakat lebih utama dan individu harus tunduk dibawahnya terutama dalam hubungan perjanjian yang berdarsarkan ikatan yang telah diperhitungkan untung dan ruginya dalam setiap perjanjian kerja sama,
misalnya : ikatan antara pedagang, organisasi dalam suatu pabrik / industri dsb.
6.  FORMAL GROUP DAN INFORMAL GROUP
FORMAL GROUP
-       suatu kelompok yang  mempunyai peraturan-2 yang tegas dan ketat yang dengan sengaja diciptakan oleh anggota-2 nya untuk mengatur hubungan diantara anggota-2 tsb.
-       Didukung adanya anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART)
-       Memiliki  pembagian kerja, peranan-2 yang dirumuskan secara tegas dan tertulis
Contoh : Osis, partai politik, himpunan para wanita pada suatu instansi pemerintah, persatuan sarjana-2 dari suatu perguruan tinggi, dan organisasi formil dalam masyarakat.

INFORMIL GROUP
-       Suatu kelompok yang tidak mempunyai struktur dan organisasi yang jelas
-       Pada umumnya terbentuk karena adanya pertemuana-2 yang berulang kali karena ada kepentingan / pengalaman yang sama
-       Tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART)
-       Anggota-2 nya terdiri atas beberapa individu / keluarga saja
Contoh : Kelompok bermain, kelompok belajar dll.
7.  MEMBERSHIP GROUP DAN REFERENCE GROUP
MEMBERSHIP GROUP
Suatu kelompok dimana setiap orang secara fisik / badaniah sebagai anggota kelompok
Contoh : Kelompok bela diri, kelompok senam dsb
Untuk membedakan keanggotaan atas dasar derajat interaksi dibedakan menjadi 2 (dua)
a.    Nominal group member
Seseorang anggota dikategorikan sebagai nominal group member karena seseorang tersebut masih berinteraksi dengan kelompok social yang bersangkutan, meskipun interaksinya tidak intens.
b.    sedang anggota peripheral group seolah olah sudah tidak berhubungan lagi dengan kelompok yang bersangkutan sehingga kelompok tersebut tidak mmpunyai kekuasaan apapun atas anggota tadi.
REFERENCE GROUP
Suatu kelompok social yang menjadi ukuran bagi seseorang yang bukan anggota kelompoknya  untuk mengidentifikasikan dirinya dalam membentuk pribadi dan perilakunya
Dengan kata lain : Seseorang yang bukan anggota kelompok social yang bersangkutan mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok tersebut sebagai kelompok teladan.
Contoh :
Seseorang  yang mengidentifikasikan dirinya sebagai mahasiswa meskipun dia bukan mahasiswa karena menganggap bahwa kelompok mahasiswa adalah sebagai kelompok teladan

8. VOLUNTARY  GROUP DAN NON VOLUNTARY GROUP
VOLUNTARY GROUP
Suatu kelompok dimana anggota-angotanya masuk secara sukarela
Contoh : Kelompok donor darah, donor mata, PMI, dll
NON VOLUNTARY GROUP
Suatu kelompok dimana anggot-anggotanya masuk secara tidak sukarela
Contoh : Serikat buruh

9.  KELOMPOK MASSA DAN ELITE
KELOMPOK MASSA
Suatu kelompok dimana setiap orang yang menjadi angota kelompok tersebut tanpa dituntut syarat apa-apa

KELOMPOK ELITE
Suatu kelompok yang anggota-anggotanya terdiri dari orang-orang elite

10.  KELOMPOK HORISONTAL DAN VERTIKAL
KELOMPOK HORISONTAL
Suatu kelompok dimana para anggotannya sama dan sederjat
Contoh : Kelompok mahasiswa, kelompok pelajar dsb.
KELOMPOK VERTIKAL
Suatu kelompok dimana para anggotanya tersusun secara vertical dari atas ke bawah.
Contoh : Lembaga Pendidikan dari perguruan tinggi sampai tingkat tk

11.  KELOMPOK LEGAL DAN ILEGAL
KELOMPOK LEGAL
Suatu kelompok yang dibentuk dengan terang-2an atas izin pemerintah.
Contoh : Partai politik, LSM
KELOMPOK ILEGAL
Suatu kelompok yang bekerja secara tidak terang-2an dan biasanya dilarang pemerintah.
Contoh : Kelompok penjahat, teroris

D. KELOMPOK SOSIAL YANG TIDAK TERATUR
1. KERUMUNAN (CROWD)
-    yaitu akan terjadi pada semua lapisan masyarakat karena banyaknya berbagai macam aktifitas manusia yang dapat menimbulkan daya tarik suatu masa yang selanjutnya berkumpul pada suatu tempat tertentu.
Misalnya :
Adanya orang-2 yang bergerombol untuk mendengarkan tukang obat, orang-orang yang berkumpul di tempat terjadinya lalu lintas, dsb.
-    suatu ukuran adanya kerumunan adalah kehadiran orang-2 secara fisik, dimana kerumunan tsb segera mati setelah orang-2 nya bubar dan karena itu kerumunan merupakan suatu kelompok sosial yang bersifat sementara (temporer).
-    kerumunan jelas tidak terorganisasikan, ia dapat mempunyai pimpinan akan tetapi ia tak mempunyai sistem pembagian kerja maupun sistem pelapisan sosial artinya bahwa:
Interaksi di dalamnya bersifat spontan dan tidak terduga serta orang-2 yang hadir dan terkumpul mempunyai kedudukan sosial yang sama yaitu identitas sosial seseorang biasanya tenggelam apabila orang yang bersangkutan ikut serta dalam suatu kerumunan.
Misalnya :
Seorang guru, mahasiswa, pedagang, pegawai, dan lain sebagainya yang sama-2 menunggu bis,  maka smuanya baik guru, mahasiswa, pedagang, pegawai tersebut  mempunyai kedudukan yang sama. Demikian pula apabila orang-2 tsb melihat  beraksinya seorang tukang obat, antre karcis bioskop, menunggu giliran diperiksa dokter dsb.
-    individu-2 yang merupakan suatu kerumunan berkumpul secara kebetulan di suatu tempat  pada waktu yang bersamaan, dan yang menjadi sebab biasanya adalah karena orang-2 tersebut mempergunakan fasilitas-2 yang sama dalam memenuhi keinginan pribadinya.
Misalnya :
Membeli karcis kereta api, antri karcis bioskop, memesan makanan pada cafetaria sekolah pada waktu istirahat, menonton pertandingan sepak bola di stadion, melihat konser dll.

BENTUK-BENTUK UMUM KERUMUNAN
A.  Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial
1        Khalayak penonton atau pendengar yang formal (formal audiences)
Yaitu merupakan kerumunan-kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan akan tetapi sifatnya pasif.
Contohnya :
Penonton-penonton film, orang-orang yang menghadiri khotbah keagamaan
2        Kelompok ekspresif yang telah direncanakan (Planned Expresice Group)
Yaitu kerumunan yang pusat perhatiannya tak begitu penting akan tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam aktivitas kerumunan tersebut serta kepuasan yang dihasilkannya.
Contoh :
Orang yang berpesta, berdansa dsb.
B   Kerumunan yang bersifat sementara (Causal Crowds)
1        Kumpulan yang kurang menyenangkan (Inconvenient Aggregation)
Cotnohnya :
Orang-orang yang antri karcis, orang-orang yang menunggu bis dsb.
Karena dalam kerumunan itu kehadiran orang-orang lain merupakan halangan terhadap tercapainya maksud seseorang.
2        Kerumunan orang-orang yang sedang dalam keadaan panic (Panic Crowds)
Yaitu orang-orang yang bersama-sama berusaha menyelamatkan diri dari suatu bahaya.
3        Kerumunan penonton (Spectator Crowds)
Yaitu terjadi karena orang-orang ingin melihat kejadian tertentu.
Kerumunan semacam ini hampir sama dengan khalayak penonton, akan tetapi bedanya kalau kerumunan penonton tidak direncanakan dan kegiatannya juga pada umumnya tak terkendalikan.
Misalnya :
Kerumunan orang-2 yang sedang nonton pertandingan poly, nonton pertunjukan yang ada di pinggir jalan

C KERUMUNAN YANG BERLAWANAN DENGAN NORMA-NORMA HUKUM (LAWLESS CROWDS)
1        Kerumunan yang bertindak emosional (acting mobs)
Kerumunan semacam ini bertujuan untuk  mencapai suatu tujuan tertentu dengan mempergunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma-norma masyarakat. Biasanya kumpulan orang-orang tersebut bergerak karena merasakan bahwa hak-hak mereka diinjak-injak / tak adanya keadilan.
Misalnya :
Kerumunan orang-2 yang sedang demo
2        kerumunan yang bersifat immoral (immoral crowds)
hampir sama dengan kelompok-kelompok  ekspresif akan tetapi bedanya adalah bertentangan dengan norma-norma dalam masyarakat
contoh:
orang-orang yang ada dalam keadaan mabuk-mabukan
II. PUBLIK
-    yaitu berbeda dengan kerumunan, public lebih merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan
-   Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-2 komunikasi seperti misalnya: Pembicaraan-2 secara pribadi yang berantai, melalui desas desus, melalui surat khabar, radio, televisi, film dsb
Dimana alat-2 penghubung semacam tadi lebih memungkinkan suatu public untuk mempunyai pengikut-2 yang lebih besar jumlahnya. Akan tetapi karena jumlahnya yang sangat besar maka tak ada pusat perhatian yang tajam dan karena itu kesatuan juga tidak ada.
E. MASYARAKAT SETEMPAT (COMMUNITY), MASYARAKAT PEDESAAN (RURAL COMMUNITY) DAN MASYARAKAT PERKOTAAN (URBAN COMMUNITY)
1.   MASYARAKAT SETEMPAT (COMMUNITY )
-    Menunjuk pada warga-2 sebuah desa, sebuah kota, suku atau suatu bangsa.
     Yaitu apabila anggota-2 suatu kelompok baik kelompok itu besar maupun kecil hidup bersama sedemikian rupa sehingga mereka merasakan bahwa kelompok tsb dapat memenuhi kepentingan-2 hidup yang utama
-   dan bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-2 tertentu,  dimana factor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar diantara anggota-2 nya dibandingkan dengan interaksi mereka dengan penduduk diluar wilayahnya.
     jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan social yang ditandai oleh suatu derajat hubungan social tertentru.
    Jadi dasar-2 nya adalah lokalitas dan perasaan setempat tsb.

2. MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN
Dalam masyarakat yang modern :
Sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dengan masyarakat perkotaan (urban community). Walaupun perbedaan tsb sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, oleh karena dalam masyarakat-2 modern betapapun kecilnya suatu desa pasti ada pengaruh-2 dari kota. Sebaliknya pada masyarakat sederhana pengaruh dari kota secara relatif sebenarnya tidak ada.
Untuk itu pembedaan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat kota agak sulit untuk memberikan batasan apa yang dimaksudkan dengan perkotaan tsb.
Begitu juga karena adanya hubungan antara penduduk dengan gejala-2 sosial yang dinamakan “urbanisasi” maka orang dapat mempunyai pendapat bahwa semua tempat dengan  kepadatan penduduk yang tinggi itu merupakan masyarakat perkotaan, namun hal ini juga kurang benar, karena banyak daerah yang berpenduduk padat tapi tak dapat di golongkan dalam masyarakat perkotaan

Pada masyarakat pedesaan
Ø  Warga-warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam dengan warga masyarakat pedesaan lainnya diluar batas-batas wilayahnya.
Ø  Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar kekeluargaan.
Ø  Pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun kita melihat adanya tukang kayu, tukang genteng / bata, tukang membuat gula dan bahkan tukang catut. Akan tetapi inti pekerjaan penduduknya adalah pertanian, sedangkan pekerjaan-pekerjaan disamping pertaniaan hanya merupakan pekerjaan sambilan saja, oleh karena itu bila telah tiba masa panen atau masa menanam padi pekerjaan-pekerjaan sambilan tadi akan segera di tinggalkan (namun demikian hal itu tidaklah berarti bahwa semua orang mempunyai tanah ).
Ø  Diluar jawa misalnya di Sumatra disamping pertanian penduduk pedesan juga berkebun : misalnya berkebun lada, karet, kelapa sawit dan sebagainya,
Ø  Pada umumnya penduduk di pedasaan di Indonesia ini apabila di tinjau dari segi kehidupannya sangat terkait dan sangat tergantung dari tanah (earth bound ). karena mereka sama-sama tergantung pada tanah maka mereka sama-sama mempunyai kepentingan pokok yang sama sehingga mereka akan bekerja sama untuk mencapai kepentingan-kepentingannya. Misalnya : Pada  musim pembukaan tanah atau pada waktu menanam padi mereka akan bersama-sama untuk mengerjakannya, hal itu mereka lakukan karena biasanya satu keluarga saja tak akan cukup memiliki tenaga kerja untuk mengerjakan tanahnya. Sebagai sebab kerja sama tadi maka timbulah lembaga kemasyarakatan yang  dikenal dengan nama “ Gotong Royong “  yang merupakan lembaga yang bukan dengan sengaja di buat.
Ø  Pada masyarakat-masyarakat pedesaan tidak akan di jumpai pembagian kerja berdasarkan keahlian, akan tetapi biasanya pembagian kerja didasarkan pada usia, mengingat kemampuan fisik masing-masing  dan juga atas dasar pembeda kelamin
Ø  Cara-cara bertani sangat tradisional dan tidak efisien karena belum di kenalnya mekanisme dalam pertanian, biasanya mereka bertani semata-mata untuk mencukupi kehidupannya sendiri dan tidak untuk di jual ( cara bertani yang demikian lazim dinamakan “subsitence farming “ ) dan mereka puas apabila kebutuhan keluarganya terpenuhi.
Ø  Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan pada umumnya memegang peranan penting, yaitu orang-orang selalu meminta nasehat-nasehat kepada mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang di hadapi.
Dan kesukarannya adalah bahwa golongan orang-orang tua itu mempunyai pandangan yang didasarkan pada tradisi yang kuat, sehingga sukar untuk mengadakan perubahan-perubahan, dan pengendalian sosial masyarakat juga sangat kuat sehingga perkembangan jiwa individu sangat sukar untuk dilaksanakan. Itulah sebabnya sulit sekali untuk mengubah jalan pikiran yang ekonomis, hal mana juga disebabkan karena kurangnya alat komunikasi.
Ø  Dan apabila ditinjau dari sudut pemerintahannya maka hubungan antara penguasa dengan rakyat berlangsung secara tidak resmi yaitu segala sesuatunya dijalankan atas dasar musyawarah, disamping itu karena tidak adanya pembagian kerja yang tegas sehingga seorang penguasa sekaligus mempunyai beberapa kedudukan dan peranan yang sama sekali sukar untuk dibeda-bedakan, lebih-lebih di desa yang terpencil maka sukar sekali untuk memisahkan antara kedudukan dengan peranan.
seorang kepala desa misalnya : ia sebagai orang tua yang nasehat-nasehatnya patut dijadikan pegangan, juga sebagai seorang pemimpin upacara-upacara adat, dll.

MASYARAKAT PERKOTAAN
-          Antara warga masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan terdapat perbedaan dalam perhatian, khsusunya terhadap keperluan-keperluan hidup.
Didesa yang diutamakan adalah perhatian khusus terhadap keperluan utama kehidupan seperti untuk memperhatikan fungsi pakaian, makanan, rumah, dsb.
Lain dengan orang kota yang mempunyai pandangan-pandangan yang berbeda yaitu orang kota sudah memandang penggunaan kebutuhan hidup sehubungan dengan pandangan masyarakat sekitarnya, misalnya :
Kalau menghidangkan makanan yang diutamakan adalah bahwa makanan yang dihidangkan tersebut memberikan kesan bahwa yang menghidangkannya mempunyai kedudukan sosial yang tinggi, misalnya di usahakan untuk menghidangkan makanan dalam kaleng, sedangkan pada orang-orang desa hal itu tidak diperdulikan, mereka masak sendiri tanpa memperdulikan apakah tamu-tamunya suka atau tidak.
Pada orang kota, makanan yang dihidangkan harus keliatan mewah dan untuk menghidangkannya juga harus mewah dan terhormat, karena orang kota menilai bahwa makanan sebagai suatu alat untuk memenuhi kebutuhan sosial, sedangkan orang desa menilai makanan sebagai suatu alat untuk memenuhi kebutuhan biologis sehingga tidak perlu mewah.
-          Demikian pula soal pakaian
Bagi orang-orang desa bentuk dan warna pakaian tak menjadi soal karena yang terpenting adalah bahwa pakaian tersebut dapat melindungi dirinya terhadap panas dan dingin, sedangkan pada orang-orang kota nilai pakaian adalah alat kebutuhan sosial seperti mahalnya bahan pakaian yang dipakai merupakan perwujudan dari kedudukan sosial si pemakai.
-          Di kota kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan agama didesa, memang di kota orang-orang juga beragama, akan tetapi pada umumnya pusat kegiatan hanya tampak ditempat-tempat beribadah. Seperti misalnya : gereja, masjid, dsb. Diluar itu kehidupan masyarakat berada dalam lingkungan ekonomi, perdagangan, dsb. Cara demikian mempunyai kecenderungan kearah keduniawian (seculer trend) dibanding dengan kehidupan warga desa yang cenderung kearah agama (religios trend).
-          Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain, karena yang penting disini adalah manusia perseorangan/individual, sedang didesa orang lebih mementingkan kelompok/kekeluargaan.
Dikota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan karena perbedaan kepentingan, perbedaan faham, politik, agama, dsb. .
-          pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata, yaitu dikota tinggal orang-orang dengan aneka warna latar belakang social dan pendidikan, sehingga dapat menimbulkan kelompom-kelompok kecil (small group) yang didasarkan pada pekerjaan yang sama, keahlian yang sama, kedudukan social yang sama, dll.  yang kesemuanya dalam batas-batas tertentu membentuk pembatasan- pembatasan di dalam pergaulan hidup, seperti misalnya :
seorang guru SMA lebih banyak bergaul dengan rekan-rekannya sesame guru SMA pula daripada dengan pedagang-pedagang kelontong, seorang sarjana ekonomi akan lebih banyak bergaul dengan rekan-rekannya yang sama-sama sarjana ekonomi daripada dengan sarjana-sarjana ilmu sejarah, bahkan dalam lingkungan yang sempit mahasiswa tingkat II akan banyak mengadakan hubungan dengan rekan-rekannya yang setingkat daripada dengan para mahasiswa tingkat lain walaupun mereka semuanya berasal dari fakultas yang sama.
-          Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapat pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada waega-warga desa, karena  sistem pembagian kerja yang tegas tersebut diatas.
-          Jalan pikiran rasional yang pada umunya dianut masyarakat kota menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang telah terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi
-          Jalan kehidupan yang cepat di kota-kota mengakibatkan pentingnya faktor wktu bagi warga kota sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seseorang.
-          Perubahan-perubahan social tampak dengan nyata di kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar, hal ini sering menimbulkan pertentangan antara golongan tua dengan golongan muda oleh karena golongan muda yang belum sepenuhnya terwujud kepribadiannya maka lebih senang mengikuti pola-pola baru dalam kehidupan.

Sehubungan antara pembedaan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan kiranya perlu disinggung perihal urbanisasi.

URBANISASI
Yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota (dapat pula dikatakan sebagai proses terjadinya masyarakat perkotaan).
Proses urbanisasi boleh dikatakan terjadi diseluruh dunia baik pada Negara-negara yang sudah maju industrinya maupun yang belum
Urbanisasi memiliki akibat-akibat yang negative terutama dirasakan oleh Negara yang agraris seperti Indonesia ini, terutama disebabkan karena :
Pada umumnya produksi pertanian sangat rendah apabila dibandingkan dengan jumlah manusianya, atau boleh dikatakan bahwa faktor   penduduk dalam suatu daerah “ over population “ yang merupakan gejala yang umum di Negara agraris yang secara ekonomis masih terbelakang.
Dimana proses urbanisasi dapat terjadi dengan lambat maupun cepat, hal mana tergantung dari pada keadaan masyarakat yang bersangkutan.

SEBAB-SEBAB YANG MENGAKIBATKAN SUATU DAERAH TEMPAT TINGGAL MEMPUNYAI  PENDUDUK YANG BANYAK
Yaitu antara lain :
1.      Daerah yang  menjadi pusat pemerintahan / menjadi ibukota (seperti jakarta)
2.      Tempat yang letaknya sangat strategis sekali untuk usaha-usaha perdagangan seperti misalnya: sebuah kota pelabuhan / sebuah kota yang letaknya dekat pada sumber-sumber bahan-bahan mentah.
3.      didaerah yang memproduksikan barang-barang maupun jasa-jasa,  yang disebut dengan : Kota industri.

SEBAB-SEBAB URBANISASI DAPAT DI TINJAU DARI 2 (DUA) SUDUT

I.     FAKTOR-2 YANG MENDORONG PENDUDUK DESA MENINGGALKAN TEMPAT / DAERAH KEDIAMANNYA ( FUSH FACTORS )
Bila dianalisa sebab-2 pendorong orang-2 desa meninggalkan tempat tinggalnya secara umum adalah sbb :
a.       didesa lapangan pekerjaan pada umumnya kurang, terutama yang berhubungan dengan kesulitan-kesulitan di bidang irigasi serta areal tanah, sertai gejala kebanyakan penduduk, keadaan tersebut menimbulkan pengangguran yang tersamar (disquised unemployment)
b.      Kaum muda-mudi didesa merasa tertekan oleh adat istiadat yang ketat yang mengakibatkan hidup yang menonton, maka untuk mengembangkan dirinya banyak yang pergi kekota
c.       Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah pengetahuan, oleh karena banyak orang yang ingin maju kemudiaan meninggalkan desanya.
d.      Bagi penduduk desa yang mempunyai keahlian lain dari pada bertani seperti misalnya kerajinan tangan tentu mengingini pasaran yang lebih luas bagi hasil produksinya dan ini tidak mungkin didapatkan didesanya.

II.  FAKTOR-2 YANG ADA DIKOTA YANG MENARIK PENDUDUK DESA UNTUK PINDAH DAN MENETAP DI KOTA-2 ( FULL FACTORS )
Yaitu antara lain adalah :
a. Penduduk desa kebanyakkan mempunyai anggapan bahwa di kota banyak pekerjaan serta banyak penghasilan(uang), oleh karena sirkulasi uang di kota jauh lebih cepat, lebih besar dan lebih banyak maka secara relative lebih mudah untuk mendapatkan uang daripada di desa.
b. Di kota lebih banyak kesempatan untuk mendirikan perusahaan industri-industri dll, hal ini disebabkan karena lebih mudahnya didapatkan izin dan kredit dari Bank
c. Pendidikan (terutama pendidikan lanjutan) lebih banyak dan lebih mudah di dapat di kota.  
d. Kota merupakan tempat yang lebih menguntungkan untuk mengembangkan seseorang dengan sebaik-baiknya dan seluas-luasnya.
e. Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam orang dari segala lapisan.

Beberapa sebab yang telah disebutkan diatas menyebabkan terjadinya “Urbanisasi”. Dimana orang yang sudah meninggalkan tempat tinggalnya didesa mempunyai kecenderungan untuk tetap tinggal di kota, disamping factor tranportasi juga yang menjadi penghambat bagi mereka untuk pulang ke desa, mereka hanya akan kembali apabila ada keperluan penting seperti misalnya akan menengok sanak keluarganya.
Dengan kondisi yang seperti inilah kemungkinan besar :
urbanisasi akan mengakibatkan perluasan kota, dan karena pusat kota tidak bisa menampung perpindahan penduduk desa yang begitu banyak maka timbulah tempat-tempat tinggal baru di pinggiran kota ( yang dikenal dengan proses pembentukkan “suburb”)
begitu juga hubungan yang terjadi antara  orang-2 desa yang pergi ke kota-2, maka menyebabkan  terjadinya pula perubahan di desa-desa, oleh karena orang-orang desa yang kemudian tinggal di kota, maka ketika sekali-kali mereka kembali ke desanya, maka beberapa unsur kehidupan yang ada di kota akan dibawanya seiring dengan kembalinya mereka ke desanya itu, sehingga ada kemungkinan  rekan-rekannya yang ada di desa itu lalu meniru gaya kehidupan di kota (proses ini dinamakan “urbanisme”)

AKIBAT-AKIBAT NEGATIF DARIPADA URBANISASI YANG TERLALU CEPAT
a. Pengangguran
b. Naiknya kriminalitas
c. Persoalan perwismaan
d. Kenakalan anak-anak/ Kejahatan anak-anak
Ad.a. Pengangguran
Penduduk desa yang berbondong bondong mencari pekerjaan di kota menjumpai kekecewaan yang besar karena besarnya jumlah yang mencari pekerjaan sehingga timbul persaingan, dimana orang-orang desa tidak mengerti bahwa mereka harus berjuang sendiri karena dikota tak akan ada orang lain yang mau membantunya sehingga cita-cita yang muluk-muluk akhirnya terhambat lalu timbulah pengangguran.
Ad. b. Naiknya kriminalitas
Timbulnya pengangguran yang pada akhirnya mengakibatkan meningkatnya tuna karya, yang sesungguhnya mempertajam perbedaan antara golongan yang punya dengan yang tidak punya dimana persoalan meningkatnya tuna karya mengakibatkan meningkatnya tuna susila dan meningkatnya kriminalitas.
Ad.c. Persoalan perwismaan
Pertambahan penduduk kota yang pesat mengakibatkan persoalan perwismaan, orang-orang tinggal bersempit-sempitan dalam rumah yang tidak memenuhi persyaratan sosial maupun kesehatan.
Ad.d kenakalan Anak-anak
Keadaan persoalan perwismaan seperti tersebut diatas memberi akibat negative dalam bidang kesehatan dan pendidikan tunas-tunas muda yang mempunyai kegairahan yang kuat sekali untuk meniru tingkah laku tunas-tunas muda kota yang tidak selamanya baik, gejala tersebut menyebabkan timbulnya masalah kenakalan anak-anak dan kejahatan anak-anak.

F. KELOMPOK-KELOMPOK KECIL( SMALL GROUP)
o  Di dalam kelompok-kelompok yang besar pasti akan timbul kelompok-kelompok yang kecil, hal ini di sebabkan karena :
ü Manusia tidak mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama ,
ü Manusia memerlukan perlindungan dari rekan-rekan
ü Manusia juga mempunyai kemampuan yang terbatas didalam pergaulan hidup dsb.
keadaan demikian menyebabkan timbulnya small Group yang merupakan wadah dari orang-2 tersebut diatas
o  Small group adalah suatu kelompok yang terdiri paling sedikit dua orang, dimana orang-orang saling berhubungan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu dan menganggap hubungan itu sendiri penting baginya.
o  Kelompok-kelompok kecil selalu timbul didalam organisasi yang lebih besar dan lebih luas misalnya:
-    Di dalam suatu partai politik (yang merupakan kelompok sosial yang besar ) pasti ada kelompok yang kecil yang mnduduki pimpinan partai tersebut
-    di dalam masyarakat terdapat juga kelompok-2 kecil, seperti keluarga.


































Komentar

Postingan populer dari blog ini

Subject, Verb, Complement & Modifier

Keterkaitan antara Perusahaan dengan Bisnis

elemen-elemen koperasi